Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Konsumsi Produk Halal Dunia Meningkat, Kemenperin Dorong IKM Berinovasi

Konsumsi Produk Halal Dunia Meningkat, Kemenperin Dorong IKM Berinovasi Kredit Foto: Google
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) semakin gencar memacu para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) agar semakin berinovasi dan terus mencari pasar di berbagai negara potensial di tengah pertumbuhan konsumsi produk-produk halal dunia seperti fesyen muslim, makanan dan minuman hingga kosmetik.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita menegaskan para pelaku IKM harus berani memanfaatkan peluang tersebut dengan berinovasi agar produk halal tanah air tembus ke pasar global.

Baca Juga: M. Fankar Umran Raih The Best CEO 2024, Askrindo Semakin Kuatkan Posisi di Industri

“Sebagai salah satu negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, kita tahu bagaimana nilai-nilai ekonomi syariah dan produk halal yang digemari pasar. Namun, jangan sampai kita terpaku pada pasar dalam negeri saja. IKM harus berani keluar dari zona nyaman untuk berinovasi membuat produk yang juga disukai di pasar potensial lainnya,” ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Rabu (19/2).

Reni menyampaikan, potensi pasar domestik dan mancanegara terhadap produk halal buatan Indonesia diproyeksi akan meningkat seiring dengan besarnya konsumsi produk halal dunia. 

Laporan State of Global Islamic Economy (SGIE) 2023-2024 yang dirilis oleh Lembaga DinarStandard menyebutkan, peluang konsumsi produk halal dunia mencapai USD2,29 triliun, yang ditopang oleh jumlah populasi muslim dunia mencapai lebih dari 2 miliar jiwa.

Pada laporan tersebut juga disebutkan, belanja penduduk muslim dunia di sektor halal diperkirakan mencapai USD3,1 triliun pada tahun 2027, atau tumbuh 4,8 persen dalam kurun waktu lima tahun. 

“Hal ini merupakan peluang besar bagi pelaku industri dalam negeri. Apalagi, dari sumber laporan yang sama menyatakan, ekosistem ekonomi syariah Indonesia naik menduduki posisi tiga terkuat di dunia, setelah Malaysia dan Arab Saudi, dari 81 negara yang dinilai,” ungkap Reni.

Dirjen IKMA menambahkan, peningkatan ekonomi syariah ini didukung oleh berbagai sektor unggulan industri halal, di antaranya modest fashion, makanan halal, farmasi, kosmetik halal, perjalanan, hingga investasi keuangan syariah. 

Khusus di bidang modest fashion, Reni optimistis, pelaku IKM dapat memanfaatkan potensi tren global ini untuk menembus ke pasar global potensial, seperti negara muslim terbesar lainnya.

Pada tahun 2022, belanja busana muslim di pasar global mencapai USD318 miliar atau naik 8,4 persen dari USD293 miliar pada tahun 2021. SGIE memprediksi belanja fesyen muslim akan mencapai USD428 miliar pada tahun 2027, tumbuh pada compounded annual growt rate (CAGR) sebesar 6,1 persen.

“Laporan SGIE juga menyebutkan Indonesia berada di peringkat ketiga pada penilaian di bidang modest fashion, setelah Turki dan Malaysia. Sementara itu, negara dengan konsumsi fesyen muslim terbesar adalah Iran, Turki, Arab Saudi, Pakistan dan Mesir, yang dapat kita jajaki untuk dijadikan negara tujuan ekspor,” imbuh Reni.

Oleh karena itu, Ditjen IKMA Kemenperin terus memacu para pelaku IKM fesyen untuk dapat berani memperluas jejaring, meningkatkan wawasan dan kemampuan, agar dapat turut andil dalam upaya mempromosikan dan memasarkan produk fesyen muslim Indonesia di pasar dunia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: