Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perjalanan Harry Sanusi Membangun Minuman Cap Kaki Tiga, Bermula Enam Karyawan hingga Ekspansi Luar Negeri

Perjalanan Harry Sanusi Membangun Minuman Cap Kaki Tiga, Bermula Enam Karyawan hingga Ekspansi Luar Negeri Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harry Sanusi, pengusaha kelahiran Pontianak, 6 September 1967 adalah sosok di balik hadirnya Cap Kaki Tiga di Indonesia. Ia adalah pendiri PT Kino Indonesia Tbk yang kini memiliki portofolio di berbagai bidang.

Perjalanan bisnis Harry dimulai pada 1991 saat ia mendirikan PT Dutalestari Sentratama (DLS) dengan modal awal Rp300 juta. Perusahaan ini awalnya berperan sebagai distributor tunggal Cap Kaki Tiga, merek minuman penyegar yang diproduksi PT Sinde Budi Sentosa di bawah lisensi Wen Ken Group (Singapura). Dengan hanya 6 karyawan, Harry terjun langsung menjadi sopir, salesman, hingga kolektor untuk memastikan bisnisnya berjalan.

Pada 1997, kerja sama dengan PT Sinde Budi Sentosa berakhir. Harry pun mengambil langkah strategis dengan mendirikan PT Kino Sentra Industrindo (KSI) di Semarang. Produk pertamanya, permen "Kino Candy", menjadi fondasi ekspansi ke sektor makanan ringan, cokelat, dan minuman berperisa. KSI kemudian berkembang pesat, menjadi cikal bakal diversifikasi bisnis Harry.

Baca Juga: Cantiknya Karir Catherine Hindra Sutjahyo, Sukses Dirikan Zalora hingga Pimpin GoTo

Pada 1999, Harry mendirikan PT Kinocare Era Kosmetindo (berganti nama menjadi PT Kino Indonesia pada 2014) yang fokus pada produk perawatan tubuh. Merek seperti Ovale (pembersih wajah), Ellips (vitamin rambut), Resik-V (sabun kewanitaan), dan Eskulin (parfum gel) diluncurkan, disusul pasta gigi herbal dan produk kebersihan lainnya.

Tahun 2003, PT Kino merambah segmen perawatan bayi dan rumah tangga melalui merek Sleek dan Sleek Baby. Tidak berhenti di situ, pada 2011, perusahaan ini memperoleh lisensi dari Wen Ken Drug Pte. Ltd. untuk memproduksi, mendistribusikan, dan memasarkan Cap Kaki Tiga secara mandiri di Indonesia—merek yang dahulu hanya mereka distribusikan.

Pada 2019, PT Kino menjalin kemitraan dengan Malee Group (produsen minuman terbesar Thailand) untuk mendirikan PT Kino Malee Indonesia dan Malee Kino (Thailand) Co Ltd, memperkuat posisinya di pasar minuman. Ekspansi internasional juga dilakukan dengan membuka kantor cabang di Filipina, Malaysia, Vietnam, Kamboja, India, China, dan Jepang, serta jaringan distribusi di Singapura, Brunei, dan Myanmar.

Pada 11 Desember 2015, PT Kino Indonesia Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), menandai kematangannya sebagai perusahaan publik.

Baca Juga: 14 Tahun Bekerja di CFC, Irwan Barudi Sukses Dirikan Ratusan Gerai Ayam Geprek Sa’i dan Haji Chicken

Kini, PT Kino Indonesia memiliki 33 merek dalam 25 kategori dengan lebih dari 600 produk, mencakup:

  • Makanan & Minuman: Cap Kaki Tiga, Kino Candy, B&B Kids.
  • Perawatan Tubuh & Kecantikan: Ellips, Ovale, Sleek Baby.
  • Farmasi & Kesehatan: Obat batuk herbal, balsem, obat sakit kepala.
  • Perawatan Hewan: Produk inovatif untuk hewan peliharaan.

Dari awal hanya 6 karyawan, perusahaan ini kini memiliki 8 grup bisnis, 5 pabrik, dan lebih dari 4.000 karyawan. Kesuksesan ini menempatkan Harry Sanusi dalam daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes (2020) dengan kekayaan mencapai USD 470 juta. Harry Sanusi ada di urutan ke-84 pada tahun itu. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: