
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8%. Pemerintah, untuk mewujudkan hal tersebut, gencar membangun infrastruktur baik fisik maupun digital demi mendukung transformasi teknologi dan industri.
Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Transformasi Digital Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Kewilayahan, Okto Irianto, untuk mendukung pembangunan infrastruktur fisik maupun digital, dibutuhkan data center yang menjadi pilar utama dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI).
"AI dan data center tidak bisa dipisahkan. Data center menjadi fondasi dalam penyimpanan dan pemrosesan data yang dibutuhkan AI," ujar Okto dalam diskusi publik bertajuk "Masa Depan Sektor Strategis di Pemerintahan Baru: Zonasi Lahan Data Center dan Terobosan AI di Sektor Kesehatan", yang digelar di Jakarta, Kamis (20/2/2025).
Baca Juga: Jadi Kunci Indonesia di Panggung Ekonomi Digital, Menkomdigi: Talenta AI Lokal Siap Bersaing Global!
Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi saat ini membuat perusahaan global berlomba-lomba berinvestasi di AI, salah satunya adalah Meta yang berencana menggelontorkan dana sebesar US$65 miliar pada tahun 2025 ini.
Maka dari itu, Okto mengamati jika tren tersebut menunjukkan besarnya potensi pasar AI baik di masa kini maupun di masa depan.
Kendati demikian, dia mengingatkan bahwa pengembangan AI maupun data center di Indonesia wajib dilakukan secara matang dan tidak tergesa-gesa mengingat besarnya kebutuhan listrik serta infrstruktur pendukung seperti konektivitas internet berkecepatan tinggi.
"Pemerintah berharap Kementerian ATR/BPN dapat mengidentifikasi zona ideal bagi data center, yang harus dipisahkan dari kawasan permukiman agar tidak menimbulkan dampak negatif," ucap Okto.
Baca Juga: Adaptasi Teknologi Kunci Melakukan Transformasi Digital
Lebih lanjut, Okto mengungkapkan jika pemerintah berkomitmen untuk mendorong penerapan AI di sektor yang lebih aman nan strategis salah satunya di bidang kesehatan.
Pasalnya, teknologi AI saat ini menurut Okto dapat membantu untuk diagnosis penyakit, analis data medis, hingga meningkatkan efisiensi layanan kesehatan di Indonesia.
Meskipun, imbuhnya, pemerintah saat ini berambisi menjadi pemain utama dalam teknologi digital, dia mengingatkan bahwa Indonesia tetap perlu berhati-hati dalam adopsi AI di segala kondisi.
"Kita tidak boleh tertinggal dalam teknologi, tapi juga tidak perlu FOMO atau Fear of Missing Out. Tidak ada salahnya kita berhati-hati," ujarnya.
Pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto menegaskan dukungan penuh terhadap investasi digital, dengan memastikan kebijakan yang mendukung keberlanjutan dan inovasi teknologi di Indonesia.
"Meskipun ada tantangan, pemerintah sepenuhnya mendukung investasi digital yang kita bicarakan hari ini," pungkas Okto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement