
Google baru-baru ini mengumumkan bahwa pihaknya menghadirkan inovasi terbaru dalam sektor dari Akal Imitas (AI). AI baru ini memiliki fungsi sebagai kolaborator virtual bagi ilmuwan biomedis.
Dilansir dari Reuters, Jumat (21/2), Google mengatakan bahwa alat baru ini menggunakan penalaran canggih untuk membantu para ilmuwan menyintesis literatur dalam jumlah besar dan menghasilkan hipotesis baru. Ia juga telah diuji oleh ilmuwan di Universitas Stanford dan Imperial College.
Baca Juga: Dituntut Bayar €1 Miliar, Google Pilih 'Jalur Damai' dengan Italia
Dalam eksperimen terkait fibrosis hati, perusahaan mengungkapkan bahwa semua pendekatan yang disarankan oleh akal imitasi co-scientist ini menunjukkan aktivitas yang menjanjikan dan potensi dalam menghambat penyebab penyakit. AI ini bahkan mampu meningkatkan solusi yang dihasilkan oleh para ahli seiring waktu.
"Meski temuan ini masih awal dan memerlukan validasi lebih lanjut, hal ini menunjukkan potensi akal imitasi yang mumpuni untuk meningkatkan dan mempercepat pekerjaan ilmuwan ahli," kata Google.
Para ilmuwan yang terlibat dalam proyek ini mengatakan bahwa akal imitasi tersebut dirancang untuk melengkapi, bukan menggantikan peran peneliti.
Baca Juga: Google Didenda ₽3,8 Juta Gegara Sebuah Konten Video di Youtube
"Kami memperkirakan akal imitasi ini akan meningkatkan, bukan mengurangi, kolaborasi ilmiah," ujar Ilmuwan Google, Vivek Natarajan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement