Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wafer Tango Buatan Hamid Djojonegoro, Produk Ikonik di Indonesia yang Sukses Menembus Pasar Tiongkok

Wafer Tango Buatan Hamid Djojonegoro, Produk Ikonik di Indonesia yang Sukses Menembus Pasar Tiongkok Kredit Foto: Tango
Warta Ekonomi, Jakarta -

Hamid Djojonegoro adalah anak ketiga dari Chandra Djojonegoro, pendiri Orang Tua Group. Bersama ketiga saudaranya, Husain Djojonegoro, Chu Jang Lie, dan Pudjiono Djojonegoro, Hamid berperan penting dalam mengembangkan bisnis keluarga yang telah beroperasi sejak 1948. Sebagai sosok visioner, Hamid telah membawa Orang Tua Group menjadi salah satu grup bisnis terbesar di Indonesia.

Salah satu kontribusi besarnya sebagai penerus adalah mendirikan PT Panjang Jiwo Pangan Makmur pada tahun 1982, yang memproduksi produk-produk kesehatan seperti Kiranti dan Larutan Penyejuk. Meskipun membangun bisnis secara independen, Hamid tetap menjaga sinergi dengan keluarga dalam mengembangkan Orang Tua Group. Kini, perusahaan ini memiliki lini bisnis yang beragam, mulai dari makanan, minuman, permen, hingga produk perawatan pribadi.

Berkat pengembangan yang tepat, dominasi Orang Tua Group di pasar nasional dibuktikan dengan keberhasilan merek-merek ternama seperti Tango, Torabika, Chitato, Top Coffee, dan Susu Bendera. Menurut Forbes pada tahun 2023, kekayaan Hamid Djojonegoro diperkirakan mencapai USD 1,25 miliar atau sekitar Rp 18,54 triliun, terutama berasal dari kepemilikannya atas Orang Tua Group. Tak hanya sukses di dalam negeri, produk-produk Orang Tua Group juga berhasil menembus pasar internasional, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

Baca Juga: Hanya dalam 5 Tahun, Burger Bangor Milik Denny Sumargo dan Anli Maleaki Sukses Kembangkan 660 Outlet

Salah satu merek paling ikonik dari Orang Tua Group adalah Tango. Merek ini pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1994 sebagai produk permen, dan setahun kemudian, Tango Wafer mulai diproduksi. Meskipun permen Tango sudah tidak diproduksi lagi sejak 2010-an, Tango Wafer tetap menjadi favorit konsumen Indonesia. Mulanya, produk ini terdiri dari empat lapis wafer dengan krim di tengahnya, dan hadir dalam berbagai varian rasa seperti Cokelat, Susu Vanila, dan Choco Hazelnut.

Tidak hanya sukses di Indonesia, Tango juga berhasil menembus pasar internasional. Sejak tahun 2016, Tango hadir di Tiongkok melalui ekosistem Alibaba Group. Tango dengan cepat menjadi populer di kalangan konsumen, bahkan pada Festival Belanja 11.11 Alibaba tahun 2019, Tango menjadi salah satu produk favorit.

Kisah Hamid Djojonegoro dan Tango adalah bukti bahwa inovasi, kolaborasi, dan visi yang kuat dapat membawa kesuksesan besar. Hamid tidak hanya membangun bisnis yang sukses secara finansial, tetapi juga menciptakan merek-merek yang dicintai oleh masyarakat. Tango, sebagai salah satu produk andalannya, telah menjadi simbol keberhasilan brand Indonesia di kancah global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: