Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jadi Role Model Kop Des Merah Putih, Ini Pendekatan Bisnis KSBP Sunan Drajat

Jadi Role Model Kop Des Merah Putih, Ini Pendekatan Bisnis KSBP Sunan Drajat Kredit Foto: Dokumen Pribadi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono melakukan kunjungan ke Koperasi Syariah Sarekat Bisnis Pesantren (KSBP) Sunan Drajat di Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur (Jatim) pada Jumat (7/3/2025).

Dalam kunjungannya, Wamenkop menyebut KSBP Sunan Drajat bisa menjadi role model dalam pengembangan program Koperasi Desa (Kop Des) Merah Putih di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Soal Koperasi Merah Putih, Sultan: Agar Desa Menjadi Produktif dan Mandiri

“Pusat perekonomiannya sudah sangat lengkap. Sudah ada gerai pertokoan, perhotelan. Bayangan saya, mirip dengan apa yang akan kita lakukan rencana Presiden Prabowo Subianto di program Koperasi Desa (Kop Des) Merah Putih,” ujarnya, dikutip dari siaran pers Kemenkop, Rabu (12/3).

Wamenkop juga memberikan apresiasi kepada Ponpes Sunan Drajat yang tak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga membangun jiwa kewirausahaan para santri melalui koperasi pesantren. 

Ia berharap, silaturahmi ini membuka peluang diskusi dan kolaborasi yang lebih produktif demi kemajuan ekonomi umat.

Tak hanya itu, Wamenkop menyebut, koperasi yang berada di Ponpes Sunan Drajat ini telah menunjukkan praktik bisnis yang efektif dan berkelanjutan, berkat pendampingan dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).

Menurut Ferry, jika nanti diterapkan kepada konsep Kop Des Merah Putih relatif mudah. Keberhasilan model ini terletak pada pendekatan bisnis yang terarah dan peran aktif pesantren.

“Untuk menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan berpengalaman di bidang manajemen bisnisnya nanti, bisa berasal dari Kementerian Pertanian, Kementerian Desa, dan Kementerian Sosial,” katanya.

Setelah pembentukan koperasi, pengelolaan akan diserahkan kepada manajer dan pengelola profesional yang telah melewati proses asistensi dan inkubasi bisnis.  

Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan koperasi. Wamenkop Ferry menegaskan, pembentukan koperasi hanyalah langkah awal, pengembangan kegiatan ekonomi koperasi merupakan tantangan selanjutnya.  

“Inilah yang membedakan model ini, dengan melibatkan pesantren dalam pencarian manajer profesional yang memahami aspek bisnis,” ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: