Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ternyata Ini Biang Kerok Pendapatan Widodo Makmur (WMPP) Drop di Hampir Seluruh Segmen Bisnis

Ternyata Ini Biang Kerok Pendapatan Widodo Makmur (WMPP) Drop di Hampir Seluruh Segmen Bisnis Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) buka suara terkait kinerja perusahaan yang mengalami penurunan signifikan. Diketahui, per 30 September 2024, WMPP hanya mampu membukukan pendapatan Rp372,4 miliar, jauh merosot hingga 94% dibandingkan pendapatan sebesar Rp6,23 triliun pada 31 Desember 2021.

Penurunan ini terjadi di hampir seluruh segmen bisnis, mulai dari sapi, daging sapi, beras, kulit, kedelai, hingga sektor konstruksi.

Sekretaris Perusahaan WMPP, Exist In Exist, mengungkapkan bahwa faktor utama penyebab anjloknya penjualan komoditas sapi adalah dampak wabah PMK yang merebak sejak pertengahan 2022. Wabah ini menyebabkan berkurangnya pasokan sapi di dalam negeri dan penurunan konsumsi daging sapi, yang akhirnya berimbas pada harga serta volume penjualan.

Baca Juga: Duh! Penjualan dan Laba Bersih Soraya Berjaya (SPRE) Kompak Terpangkas Sepanjang 2024

Tak hanya itu, segmen beras, kedelai, dan kulit juga mengalami kemerosotan. Perubahan iklim yang ekstrem dengan curah hujan tinggi menyebabkan gagal panen dan berkurangnya produksi beras secara nasional.

Sementara itu, untuk kedelai, perusahaan memutuskan menghentikan impor karena lonjakan harga global dan depresiasi rupiah terhadap dolar AS yang membuat harga kedelai di dalam negeri semakin mahal. "Hal ini membuat produksi nasional menurun dan menyebabkan defisit pada sisi supply. Dengan kata lain, kesulitan bahan baku beras maupun gabah," jelas Exist.

Di sektor konstruksi, perusahaan melalui anak usahanya, Langgeng Makmur Perkasa (LMP), juga mengalami perlambatan. Penyebab utama adalah melambatnya proyek internal yang menjadi mayoritas kegiatan LMP.

Baca Juga: Hutama Karya (PTHK) Raup Pendapatan Rp30,25 Triliun di 2025, Ini Penyumbangnya

Secara keseluruhan, WMPP pun masih terdampak kondisi makroekonomi yang belum sepenuhnya pulih pascapandemi Covid-19. Data ekonomi menunjukkan daya beli masyarakat yang masih lemah, sementara industri peternakan menghadapi tantangan seperti wabah penyakit dan fluktuasi harga pakan ternak.

"Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan terus melakukan upaya efisiensi di sejumlah titik serta fokus untuk meningkatkan utilisasi fasilitas produksi," ujar Exist.

Sebagai langkah strategis, WMPP tengah mencari tambahan modal kerja, baik dalam bentuk tunai maupun fasilitas non-tunai, guna meningkatkan produksi dan penjualan di seluruh segmen bisnis. Selain itu, perusahaan juga menata ulang arus kas dengan pengawasan ketat agar lebih optimal dalam mendukung kebutuhan operasional.

Lebih lanjut, terlepas dari berbagai tantangan yang dihadapi, Exist menyebut bahwa WMPP belum berencana melakukan diversifikasi atau ekspansi ke segmen baru. "Untuk saat ini, perusahaan masih fokus untuk meningkatkan kinerja pada seluruh segmen bisnis yang ada dengan cara meningkatkan utilisasi fasilitas produksi," tutup Exist.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: