- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Meski Pendapatan Naik, Bukalapak (BUKA) Masih Catat Rugi Bersih Rp1,54 Triliun di 2024

PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) kembali membukukan kerugian yang sepanjang 2024. Berdasarkan laporan keuangan terbaru, rugi bersih perusahaan naik 13,26% menjadi Rp1,54 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp1,36 triliun. Kenaikan ini juga berdampak pada rugi per saham dasar yang ikut naik dari Rp13,24 menjadi Rp15,00.
Meski rugi makin bengkak, Bukalapak sesungguhnya tetap mencatat kenaikan pendapatan walaupun tipis. Sepanjang 2024, pendapatan BUKA mencapai Rp4,46 triliun, naik 0,50% dibandingkan Rp4,43 triliun di 2023.
Pendapatan ini berasal dari marketplace sebesar Rp2,51 triliun, serta online to offline (O2O) yang menyumbang Rp2,08 triliun, dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp141,35 miliar. Namun, beban operasional juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Baca Juga: Harmas Gagal di Pengadilan, Bukalapak (BUKA) Resmi Lepas dari Jeratan PKPU
Beban pokok pendapatan naik menjadi Rp3,74 triliun dari sebelumnya Rp3,38 triliun. Di sisi lain, beban penjualan dan pemasaran justru mengalami penurunan cukup besar, dari Rp518,43 miliar menjadi Rp328,43 miliar. Sementara itu, beban umum dan administrasi mengalami kenaikan menjadi Rp1,45 triliun dari Rp1,34 triliun di tahun sebelumnya.
Dampak dari peningkatan beban operasional ini membuat rugi usaha Bukalapak membengkak hingga 18,02%, mencapai Rp2,51 triliun, dari sebelumnya Rp2,12 triliun pada 2023. Alhasil, rugi bersih pun ikut terdorong naik sepanjang tahun 2024.
Baca Juga: Kolaborasi Kemenekraf-Bukalapak Diharapkan Percepat Pertumbuhan Industri Gaming RI
Dari sisi neraca keuangan, total aset Bukalapak tercatat Rp24,79 triliun hingga akhir 2024, mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp26,12 triliun. Aset tersebut terdiri dari Rp17,83 triliun aset lancar dan Rp6,95 triliun aset tidak lancar.
Sementara itu, total liabilitas Bukalapak naik menjadi Rp1,09 triliun, dari Rp792,02 miliar di 2023. Di sisi lain, ekuitas mengalami penurunan dari Rp25,33 triliun menjadi Rp23,70 triliun pada 2024.
Meskipun masih mencatatkan kerugian yang meningkat, Bukalapak terus berupaya untuk memperbaiki efisiensi operasionalnya, terlihat dari penurunan beban pemasaran yang cukup signifikan. Namun, peningkatan beban pokok pendapatan dan beban umum administrasi tetap menjadi tantangan yang perlu dihadapi untuk mencapai profitabilitas di masa mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement