Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

IHSG Masih Terpuruk, BI Pede Pasar Saham RI Tetap Menarik Bagi Asing

IHSG Masih Terpuruk, BI Pede Pasar Saham RI Tetap Menarik Bagi Asing Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) buka suara terkait Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjun bebas sepanjang perdagangan Selasa, 18 Maret 2025.

Pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG anjlok 248,55 poin atau 3,84% ke level 6.223,38. Bahkan, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat memberlakukan trading halt akibat kejatuhan IHSG yang sempat menyentuh 5% lebih.

Sentimen pelemahan IHSG ini terjadi karena kombinasi tekanan eksternal dan domestik yang mempengaruhi pergerakan pasar saham Indonesia.

Baca Juga: IHSG Terpuruk, OJK Luncurkan Kebijakan Buyback Tanpa RUPS

Meskipun IHSG mengalami tekanan, Gubernur BI, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa pasar keuangan Indonesia tetap menarik bagi investor asing, terutama karena imbal hasil yang kompetitif dibandingkan negara-negara lain.

"Jadi pesan kami kepada para investor, bahwa kita pastikan aset keuangan di Indonesia, khususnya SBN dan SRBI tetap akan menarik bagi investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Menarik yang seperti apa? Satu, imbal hasilnya yang kami pastikan kompetitif dengan negara-negara emerging," ujar Perry dalam rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Rabu (19/3/2025).

Menurutnya, perbedaan imbal hasil (yield differential) antara SBN dan SRBI Indonesia dengan negara lain, termasuk India, memberikan potensi keuntungan lebih tinggi bagi investor.

"Investor asing bisa menghitung berapa yield differential ke SBN maupun SRBI yang lebih tinggi dibandingkan sejumlah negara, termasuk India," imbuh Perry.

Baca Juga: IHSG Amblas Karena Sentimen Negatif dari Regulasi Pemerintah? Ini Jawaban Airlangga

Perry menegaskan bahwa Bank Indonesia berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, yang diharapkan dapat semakin meningkatkan daya tarik investasi di Indonesia.

"Seperti yang tadi saya sampaikan, Bank Indonesia akan memastikan stabilitas nilai tukar rupiah. Dengan demikian, setelah memperhitungkan stabilisasi nilai rupiah, yield investasi di Indonesia tetap menarik," paparnya.

Selain itu, BI juga memperluas opsi investasi dengan menyediakan berbagai instrumen keuangan bagi investor. Tidak hanya SBN dan SRBI, BI juga menawarkan Surat Valuta Bank Indonesia (SVBI), Surat Utang Bank Indonesia (SUVBI), serta instrumen terkait Dana Hasil Ekspor (DHE SDA).

"Kami perluas untuk SVBI, SUVBI, maupun instrumen lain, termasuk untuk DHE SDA. Ini pesan yang ingin kami sampaikan," tutup Perry.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: