Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bursa Asia Terkena Efek Kebijakan Moneter Terbaru dari China dan Amerika Serikat

Bursa Asia Terkena Efek Kebijakan Moneter Terbaru dari China dan Amerika Serikat Kredit Foto: Reuters/Aly Song
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Asia mengalami koreksi yang cukup signifikan dalam perdagangan di Kamis (20/3). Pasar nampaknya tengah menyesuaikan strategi investasi menyusul kebijakan suku bunga dari sejumlah negara.

Dilansir dari CNBC International, Jumat (21/3), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dalam Bursa Asia. Mayoritas indeks membukukan koreksi dalam sesi kali ini:

  • Kospi (Korea Selatan): Naik 0,32% ke 2.637,1.
  • Kosdaq (Korea Selatan): Turun 1,79% ke 725,15.
  • Hang Seng (Hong Kong): Merosot 2,23% ke 24.219,95.
  • CSI 300 (China): Turun 0,88% ke 3.974,99.
  • Shanghai Composite (China): Turun 0,51% ke 3.408,95.

Dari Tiongkok, Bank Sentral China memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pinjaman utama (LPR) satu tahun dalam kisaran dari 3,1%. Hal tersebut diikuti dengan mempertahankan suku bunga lima tahun dalam kisaran dari 3,6%.

Bank Sentral China sendiri mengambil keputusan tersebut dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi dan menstabilkan mata uangnya yang terkena gejolak akibat meningkatnya ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat.

Dari Negeri Paman Sam, Federal Reserve (The Fed) baru-baru ini memutuskan untuk mempertahankan suku bunga dalam kisaran 4,25% - 4,50%. Adapun bank sentral mengisyaratkan dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini.

Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa tidak akan terburu-buru dalam mengambil keputusan, dan menyebutkan bahwa kebijakan saat ini dirasa cukup memadai dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian yang ada.

“Para ekonom memperkirakan adanya potensi resesi, tetapi penurunan tajam tampaknya tidak mungkin,” ujarnya.

Baca Juga: Lagi Melawan Aturan Trump, China Tetiba Cabut Larangan Impor Ayam dari Argentina

Selanjutnya, Powell mengungkapkan langkah yang bijak saat ini adalah menunggu informasi yang lebih jelas mengenai kondisi ekonomi. Pernyataan itu menunjukkan tantangan yang dihadapi pembuat kebijakan dalam menyikapi rencana sejumlah kebijakan seperti tarif dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: