Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bank Mandiri Terbitkan Global Bond US$800 juta, Hasil Dana Digunakan Untuk Ekspansi Bisnis

Bank Mandiri Terbitkan Global Bond US$800 juta, Hasil Dana Digunakan Untuk Ekspansi Bisnis Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menerbitkan surat utang internasional atau Global Bond senilai US$800 juta.

Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri, Eka Fitria, menyampaikan bahwa surat utang ini merupakan bagian dari Program Euro Medium Term Note milik Bank Mandiri senilai US$4 miliar dan diterbitkan dengan format Regulation S. Transaksi ini menandai kembalinya Bank Mandiri ke pasar surat utang internasional sejak 2023.

Eka mengatakan penerbitan Global Bond ini mengalami kelebihan permintaan (oversubscription) sebesar 3,5 kali pada saat proses bookbuilding dari jumlah yang diterbitkan. Surat utang ini memiliki tenor tiga tahun, diterbitkan dengan kupon 4,90%, dan tercatat di Singapore Exchange.

“Adapun dana hasil dari penerbitan surat utang tersebut akan digunakan untuk pengembangan bisnis perseroan,” kata Eka dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (21/3/2025).

Baca Juga: Bank Mandiri Rilis Obligasi Hijau Rp5 Triliun, Segini Bunganya!

Penerbitan surat utang dalam mata uang dolar AS ini menjadi yang terbesar yang pernah dilakukan oleh bank di Indonesia. Selain itu, surat utang ini diterbitkan dengan spread paling tipis sepanjang sejarah penerbitan Global BondBank Mandiri, yakni US Treasury (UST) 3 Tahun + 113 bps.

Menurut Eka, keberhasilan ini merupakan bukti bahwa investor memiliki kepercayaan tinggi terhadap kinerja Bank Mandiri serta keyakinan atas stabilitas dan potensi pertumbuhannya di tengah ketidakpastian pasar global dan domestik.

Baca Juga: Pacu Ekonomi Hijau, Bank Mandiri Gelontorkan Rp293 Triliun untuk Pembiayaan Berkelanjutan

“Positifnya keyakinan investor juga tercermin dari rating yang diberikan untuk surat utang ini dengan Moody's menetapkan rating Baa2 dan S&P memberikan rating BBB,” tutur Eka.

Investor yang membeli surat utang ini didominasi oleh fund manager dan asset manager sebesar 79% dari total alokasi penerbitan, diikuti oleh bank dan lembaga keuangan 13%, perusahaan asuransi 4%, sovereign wealth fund/sektor publik 3%, serta private banks dan korporasi 1%.

“Investor dari Asia mendominasi sebanyak 75%, sementara investor dari Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA) sebanyak 25%. HSBC, J.P. Morgan, Mandiri Securities, dan MUFG bertindak sebagai joint bookrunners dan joint lead managers untuk transaksi ini,” urai Eka.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: