
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa kendati kondisi nilai tukar yang terus mengalami fluktuasi, namun masih dibarengi dengan fundamental perekonomian yang kuat. Hal ini ditunjukkan dengan capaian sejumlah leading indicators perekonomian.
Secara jangka menengah dan panjang, Menko Airlangga mengatakan capaian ekspor, cadangan devisa, hingga neraca perdagangan terus tumbuh positif dan menguat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor RI mencapai US$ 21,98 miliar pada Februari 2025, atau naik 2,58% (mtm) dibanding Januari 2025. Adapun, nilai ekspor secara tahunan meningkat hingga double digit, yakni 14,05%. Nilai ekspor nonmigas juga naik 2,29% dengan nilai US$ 20,84 miliar dan nilai ekspor migas tercatat senilai US$1,14 miliar atau naik sebesar 8,25%.
Baca Juga: BI Beli Surat Utang Pemerintah Rp70,74 Triliun Demi Jaga Kondisi Rupiah
Sumber yang sama juga menyebutkan, neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2025 mencatat surplus sebesar 3,12 miliar dolar AS, melanjutkan surplus pada Januari 2025 sebesar 3,49 miliar dolar AS.
Sementara itu, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2025 tetap tinggi sebesar 154,5 miliar dolar AS, meski menurun dibandingkan posisi pada akhir Januari 2025 sebesar 156,1 miliar dolar AS.
“Ya tentu ekspor harus tetap jalan, kemudian deregulasi oleh Pak Presiden supaya perizinan dan yang lain dipermudah, sehingga impor ekspornya lebih lancar,” pungkas Menko Airlangga usai rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, baru - baru ini.
Selain itu, Pemerintah juga telah menerapkan aturan terbaru mengenai Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang mampu meningkatkan hasil ke depan.
"Dengan demikian fundamental DHE tersebut nantinya juga akan memperkuat posisi rupiah," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement