Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harvard Jadi Korban Keganasan Trump, Dana US$2,3 Miliar Dibekukan!

Harvard Jadi Korban Keganasan Trump, Dana US$2,3 Miliar Dibekukan! Kredit Foto: Unsplash/Pascal Bernardon
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harvard menolak tuntutan dari pemerintahan Trump yang dianggap memberikan kontrol federal berlebihan terhadap institusi tersebut. Penolakan ini memicu respons keras dari pemerintah yang membekukan dana federal sebesar US$2,3 miliar untuk Harvard.

Perselisihan bermula dari posisi pemerintah terkait isu antisemitisme dan penilaian bahwa Harvard gagal menangani masalah itu selama protes pro-Palestina selama 18 bulan terakhir. Pemerintah menyatakan tengah meninjau kontrak dan hibah federal senilai $9 miliar kepada universitas tersebut dalam rangka menanggulangi apa yang mereka sebut sebagai meningkatnya antisemitisme di kampus-kampus.

Satuan tugas khusus dari Kementerian Pendidikan yang menangani antisemitisme mengkritik Harvard karena memiliki mindset hak yang bermasalah. Pemerintah menilai Harvard, seperti institusi bergengsi lainnya, gagal memenuhi tanggung jawab hak sipil yang menyertai penerimaan dana federal.

Baca Juga: IMF Soroti Memanasnya Geopolitik Dunia, Waspadai Efek Perang Dagang Trump?

Situasi ini memperburuk ketegangan antara pemerintahan Trump dan institusi pendidikan tinggi, serta memunculkan kekhawatiran mengenai kebebasan akademik dan kebebasan berbicara.

Dalam surat terbuka, Presiden Harvard Alan Garber menyatakan bahwa tuntutan federal tersebut mengancam kemandirian serta nilai-nilai Harvard sebagai institusi swasta. Ia menolak keras ide bahwa pemerintah federal dapat mengatur kebijakan penerimaan, pengajaran, dan perekrutan, serta menegaskan pentingnya menjaga independensi akademik.

Baca Juga: Tak Hanya Imigran, Trump Kini Ingin Deportasi Warga Negaranya Sendiri ke Luar AS

Isu antisemitisme di kampus mencuat kembali setelah protes mahasiswa pada 2023 terkait konflik Israel-Hamas. Protes itu memicu debat berkepanjangan tentang peran universitas dalam menangani isu rasisme, kebebasan berbicara, dan ekspresi politik.

Harvard juga menghadapi gugatan hukum dari sekelompok profesor yang menolak tinjauan federal atas pendanaan mereka. Sementara itu, Universitas Columbia berada dalam pengawasan serupa. Pemerintah tengah mempertimbangkan pemberlakuan pedoman federal baru yang bisa berdampak hukum bagi Columbia.

Menghadapi risiko kekurangan dana akibat pemotongan, Harvard berupaya meminjam $750 juta dari Wall Street. Meski tekanan meningkat, Garber menegaskan universitas tidak akan mengorbankan hak konstitusional dan kebebasan akademiknya. Ia menyatakan bahwa intervensi pemerintah bukanlah solusi dalam mengatasi antisemitisme di kampus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: