- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Pendapatan Charter Garuda Naik 93%, Tapi Masih Rugi US$75,9 Juta di Kuartal I 2025
Kredit Foto: WE
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatat pertumbuhan tajam pada pendapatan layanan penerbangan charter di kuartal I 2025. Namun demikian, perusahaan pelat merah ini masih membukukan kerugian dan menghadapi tekanan berat pada struktur keuangannya.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menyebut lonjakan pendapatan dari penerbangan charter sebagai hasil dari strategi diversifikasi pendapatan yang mulai menunjukkan hasil.
“Penguatan kinerja charter ini menjadi fondasi penting dalam strategi kami, terutama dalam menghadapi dinamika pasar dan meningkatnya permintaan perjalanan grup seperti umrah,” ujar Wamildan dalam keterangan resminya, Jakarta, Rabu (7/5/2025).
Baca Juga: Soal 15 Pesawat Setop Terbang, Manajemen Garuda Indonesia (GIAA) Bilang Begini
Pendapatan dari segmen charter naik 92,88% secara tahunan menjadi USD 37,96 juta, didorong oleh tingginya permintaan perjalanan umrah. Jumlah penumpang charter tumbuh 104% menjadi 24.618 orang, dengan total 69 penerbangan charter yang dilakukan selama kuartal tersebut.
Meski begitu, Garuda Indonesia masih mencatat kerugian sebesar USD 75,9 juta pada kuartal I 2025. Angka ini memang menurun dibandingkan rugi USD 86,8 juta pada periode yang sama tahun lalu, namun belum cukup untuk mengangkat kinerja ke zona laba.
Baca Juga: Garuda Indonesia Catat Kenaikan Penumpang 18,54% di 2024, Proyeksi 100 Armada di 2025
Ekuitas perseroan tercatat negatif sebesar US$1,43 miliar per 31 Maret 2025, memburuk dari posisi akhir 2024 yang sebesar US$1,35 miliar. Sementara itu, akumulasi rugi belum dicadangkan Garuda mencapai US$3,58 miliar, mencerminkan dampak panjang dari pandemi dan proses restrukturisasi yang belum tuntas.
Pendapatan usaha secara keseluruhan naik tipis menjadi US$723,6 juta dari sebelumnya US$712 juta. Namun beban operasional, khususnya untuk bahan bakar dan pemeliharaan pesawat, tetap tinggi dan menekan laba sebelum pajak.
Dari sisi neraca, total aset perusahaan turun 2,4% menjadi US$6,46 miliar, sementara liabilitas menurun tipis 1% menjadi USD 7,89 miliar. Aset tetap Garuda juga mengalami penyusutan dari US$5,03 miliar menjadi US$4,81 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement