Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kredit Perbankan Tembus Rp7.908 T di Kuartal I 2025, OJK Ungkap Korporasi Paling Rajin Tarik Utang

Kredit Perbankan Tembus Rp7.908 T di Kuartal I 2025, OJK Ungkap Korporasi Paling Rajin Tarik Utang Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja intermediasi perbankan tetap stabil pada Maret 2025, ditopang pertumbuhan kredit yang mencapai Rp7.908,42 triliun atau naik 9,16% secara tahunan (year on year/yoy). Profil risiko sektor perbankan juga dinilai terjaga.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengungkapkan bahwa bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi penggerak utama penyaluran kredit dengan pertumbuhan sebesar 9,54% yoy, meskipun proses pemulihan kualitas kredit di sektor UMKM masih berjalan.

“Dari kategori debitur, kredit korporasi tumbuh sebesar 13,52% sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 1,91%. Dengan anjungan kredit usaha kecil tumbuh tertinggi sebesar 8,65%,” kata Dian dalam Konferensi Pers RDK Bulanan (RDKB) April 2025 di Jakarta, Jumat (9/5/2025).

Baca Juga: Bukan Menghambat, Keberadaan SLIK OJK Justru Bikin Penyaluran Kredit Lancar

Dilihat dari jenis penggunaannya, pertumbuhan tertinggi tercatat pada kredit investasi yang naik 13,36%, disusul kredit konsumsi sebesar 9,32% dan kredit modal kerja 6,51% yoy.

Sementara itu, kredit dari kantor perwakilan bank luar negeri juga melonjak signifikan melalui skema offshore loan, yakni tumbuh 44,65% menjadi Rp327,67 triliun.

Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 4,75% yoy menjadi Rp9.010 triliun. Rinciannya, giro tumbuh 4,01%, tabungan naik 7,74%, dan deposito meningkat 4,75%.

Baca Juga: OJK Bongkar Kondisi Perbankan usai Hantaman Tarif Trump

Dian menambahkan bahwa kontribusi sektor perbankan terhadap perekonomian nasional tidak hanya datang dari penyaluran kredit, tetapi juga melalui kepemilikan atas instrumen keuangan negara.

“Hingga Maret 2025, perbankan mencatat kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp1.121,88 triliun atau 18% dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp526,17 triliun atau 59,05%.

“Hal ini mencerminkan peran aktif perbankan dalam mendukung stabilitas makroekonomi dan memperkuat fondasi pembiayaan negara,” tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: