Gegara Trump, Pengusaha Ragukan Kesepakatan Pengurangan Tarif Impor China-AS

Kesepakatan China dan Amerika Serikat (AS) menjadi kejutan yang ditunggu-tunggu investor hingga pengusaha, namun sifatnya yang sementara membuat industri cukup skeptis dengan manuver de-eskalasi perang dagang global ini.
Chief Executive Officer (CEO) Ultimate Products, Andrew Gossage mengatakan bahwa mayoritas pengusaha masih waspada terhadap keberlanjutan kesepakatan dagang, khususnya soal penurunan tarif dari China-AS.
Baca Juga: Menteri UMKM Tekankan Pentingnya Sertifikasi dan Standar Mutu untuk Pengusaha UMKM di Indonesia
Ia menyebut bahwa hal ini tidak terlepas dari sikap maju-mundur soal tarif yang sebelumnya ditunjukkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Pengusaha menurunya lebih memilih pasar yang pasti seperti Eropa.
“Tak diragukan lagi, produsen kini memprioritaskan pelanggan dalam kawasan euro, bahkan jika tarif kembali ke tingkat sebelum menjabatnya Trump,” kata Gossage, dilansir dari Reuters, Selasa (13/5).
Pasar Amerika Serikat saat ini masih dianggap kurang stabil dan sulit diprediksi oleh para pelaku industri menyusul sikap pengurangan tarif yang sementara dan kekhawatiran soal pengambilan keputusan yang mendadak dari Trump.
“AS kini masuk kategori seperti pacar yang tak bisa dipercaya dalam pandangan para produsen. Pasar zona euro dinilai lebih rasional, lebih dapat diandalkan, dan tidak terlalu fluktuatif,” jelas Gossage.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent mengatakan bahwa pihaknya akan menurunkan tarif impor menjadi 30% untuk barang-barang dari China.
Baca Juga: Bakorpus HIPMI PT Resmi Dilantik, Target Lahirkan Pengusaha Muda Baru Berdaya Saing
Sebaliknya, Beijing jugaa kan mengurangi tarif terhadap barang-barang dari rival ekonominya tersebut menjadi 10%. Kebijakan baru ini hanya akan berlaku selama 90 hari.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement