Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bertransformasi Jadi Destinasi Terintegrasi, CANNA Bali Tawarkan Konsep Business-Leisure di Tengah Tantangan Ekonomi

Bertransformasi Jadi Destinasi Terintegrasi, CANNA Bali Tawarkan Konsep Business-Leisure di Tengah Tantangan Ekonomi Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah tekanan ekonomi global yang berdampak pada sektor pariwisata, salah satu destinasi di Bali menunjukkan daya tahan dan kemampuan adaptasi yang kuat. CANNA Bali, yang sebelumnya dikenal sebagai beach club eksklusif di kawasan Nusa Dua, kini bertransformasi menjadi destinasi terintegrasi dengan konsep business-leisure.

Transformasi ini bukan sekadar perubahan nama, melainkan reposisi strategis untuk menjawab permintaan pasar yang semakin dinamis. General Manager CANNA Bali, Iwan Suryawan, dalam konferensi pers daring pada Jumat (10/5/2025), menyebut bahwa adaptasi cepat adalah kunci bertahan di tengah situasi yang menantang.

"Kami menghadapi dampak ekonomi dari berbagai arah, baik domestik maupun global. Karena itu, inovasi menjadi penting. Konsep business-leisure ini hadir untuk merespons kebutuhan pasar akan pengalaman yang serbaguna, bekerja sambil berlibur di satu tempat yang nyaman," ujar Iwan.

Reposisi ini diwujudkan melalui pemanfaatan 12 venue unik yang tersebar di kompleks CANNA, antara lain Cliff, Sky, Lodge, Stone, Mezzanine, Deck, Cave, dan Sand. Masing-masing dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan beragam, mulai dari pertemuan bisnis, pernikahan, acara keluarga, hingga pesta musik berskala besar. Seluruh venue memiliki kapasitas hingga 1.500 orang dan beroperasi hingga 24 jam penuh.

Turut hadir dalam konferensi pers, Pipit Djatma, Assistant Director of Sales CANNA, menambahkan bahwa evolusi ini mencerminkan tren global dalam industri perjalanan dan perhotelan yang bergerak menuju destinasi multifungsi.

"CANNA kini menjadi destinasi tepi pantai terintegrasi yang menghadirkan pengalaman menyeluruh — mulai dari kuliner, pertemuan bisnis, hingga acara budaya dan hiburan. Kami tidak lagi sekadar beach club, melainkan pusat kegiatan dan lifestyle," jelasnya.

Meski baru beroperasi selama tiga tahun, manajemen CANNA mengaku belum memiliki data kunjungan yang spesifik. Namun, tren menunjukkan stabilitas, tanpa lonjakan atau penurunan signifikan. Ini menjadi sinyal positif bahwa reposisi CANNA memiliki fondasi yang kuat.

CANNA juga menargetkan untuk menjadi destinasi inklusif yang dapat menjangkau semua segmen, mulai dari kalangan syariah, anak muda, pebisnis, keluarga, hingga wisatawan lokal dan internasional. Lokasinya yang strategis hanya 30 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai dan dekat dengan resor premium serta rumah sakit internasional menambah nilai tambah sebagai destinasi unggulan.

“Kami yakin konsep ini akan menjadi kekuatan baru hingga setidaknya tahun 2027. Di tengah tantangan, selalu ada peluang untuk tumbuh dan berinovasi," tutup Iwan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: