Kredit Foto: Istimewa
PT Mutuagung Lestari Tbk (MUTU International) membidik pendapatan bisa melesat pada tahun 2025. Presiden Direktur MUTU Arifin Lambaga menyatakan target ini didasarkan pada analisis menyeluruh terhadap kondisi pasar, faktor pendukung dan hambatan, serta potensi pertumbuhan usaha.
"Untuk mencapai target tersebut, perseroan telah menyusun berbagai strategi inovatif yang mencakup pengembangan laboratorium, skema sertifikasi baru, serta perluasan jasa inspeksi dan kajian guna memperkuat kinerja dan memperluas jangkauan pasar," ungkapnya dalam keterangan tertulis (22/5/2025).
Secara garis besar, strategi tersebut terfokus pada tiga pilar utama. Pilar pertama adalah green economy. Regulasi-regulasi baru secara global terkait dengan karbon dan transisi energi ke sumber yang lebih ramah lingkungan mendorong perseroan untuk terus mengembangkan bisnis pada fokus strategi green economy, salah satunya dengan mengembangkan skema green gold label, sustainable biomass program, dan skema terkait dengan EU Deforestation Regulation (EUDR).
Pilar kedua adalah shariah economy. Negara-negara seperti Malaysia, Arab Saudi, dan Indonesia memimpin ekonomi halal dengan kebijakan nasional yang mendukung. Kesadaran konsumen dari negara non-muslim terkait dengan ekonomi halal pun terus meningkat. Hal ini menjadi pemicu perseroan untuk mengembangkan skema sertifikasi dan inspeksi di bidang halal.
Sementara itu, pilar ketiga yakni digital economy. Tren digitalisasi yang terus diterapkan di berbagai industri tentunya juga menjadi prospek usaha yang relevan bagi perseroan melalui penyediaan sistem traceability, terutama untuk aset sumber daya alam.
Baca Juga: Kemitraan Ekonomi RI-Prancis Krusial Ciptakan Ekosistem Ramah Investasi
"Dengan rangkaian strategi ini, kami optimistis MUTU dapat tumbuh secara berkelanjutan dan memperkuat posisi sebagai pemimpin industri TIC (testing, inspection, certification) di Indonesia maupun kawasan regional," tambah Arifin.
Adapun, pada tahun 2024 MUTU International mencatat pendapatan sebesar Rp308,84 miliar, meningkat 7,72% atau bertambah Rp22,13 miliar dari tahun sebelumnya Rp286,71 miliar. Peningkatan ini didorong oleh kenaikan pendapatan di segmen pengujian (testing) yang tumbuh signifikan 22,5%. Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, laba kotor perseroan meningkat menjadi Rp139,11 miliar, atau naik 2,46% dibandingkan 2023 sebesar Rp135,76 miliar.
Beban pokok pendapatan naik 12,45% menjadi Rp169,73 miliar dari sebelumnya Rp150,94 miliar. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh bertambahnya beban penyusutan aset tetap, beban karyawan, dan biaya subkon pengujian, yang berkaitan langsung dengan peningkatan aktivitas operasional.
Beban usaha juga tercatat meningkat 15,92% menjadi Rp97,52 miliar, dibandingkan Rp84,12 miliar pada tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh peningkatan beban pegawai dan biaya pemasaran. Kenaikan beban menyebabkan laba usaha turun menjadi Rp41,59 miliar, menurun 19,46% dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp51,64 miliar. Penurunan ini turut berdampak pada laba tahun berjalan yang tercatat sebesar Rp24,11 miliar, atau turun 22,10% dibandingkan Rp30,96 miliar pada tahun sebelumnya.
Meski begitu, penghasilan komprehensif lain setelah pajak mengalami peningkatan signifikan Rp2,87 miliar menjadi Rp1,21 miliar, dibandingkan rugi tahun sebelumnya Rp1,66 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh keuntungan aktuaria dari imbalan pasca-kerja.
Secara keseluruhan, jumlah penghasilan komprehensif tahun berjalan tercatat Rp25,33 miliar, mengalami penurunan 13,56% dibandingkan tahun sebelumnya Rp29,30 miliar.
Sementara itu, Direktur Keuangan MUTU International Sumarna menyatakan perseroan terus berkomitmen dalam memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Hal ini terbukti dengan telah disetujuinya pembagian dividen final tunai kepada para pemegang saham sebesar Rp2,30 per saham atau senilai Rp7.213.577.736 dengan tata cara sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT), serta peraturan yang berlaku di bidang pasar modal dan peraturan bursa.
Sisa laba bersih setelah dikurangi penyisihan cadangan wajib dan pembagian dividen final tunai sebesar Rp16.831.681.384 dialokasikan untuk menambah saldo laba ditahan perseroan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement