Kredit Foto: Kemenperin
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menunjukkan kinerja gemilang PT Yuasa Battery Indonesia, salah satu pabrikan aki kendaraan terbesar Indonesia.
PT Yuasa berperan penting dan telah berkontribusi aktif dalam penguatan sektor industri nasional, khususnya industri komponen otomotif, dan hingga kini perusahaan yang memproduksi berbagai jenis aki, termasuk aki kering (maintenance-free), aki basah, dan baterai industri seperti Valve Regulated Lead Acid (VRLA) dan deep cycle ini telah mampu memproduksi sekitar sembilan juta unit aki motor dan 1,2 juta unit aki industri setiap tahunnya.
Baca Juga: Kerajianan RI Disukai Konsumen Global, Kemenperin Kembangkan IKM Kriya
Produk-produk ini telah memenuhi standar nasional dan internasional, serta didukung oleh laboratorium uji mutu bersertifikasi ISO 9001:2015 dan ISO 14001:2015.
“Tidak hanya di pasar domestik, Yuasa telah menembus pasar internasional. Sekitar 20% dari produksinya diekspor ke negara-negara Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika. Di dalam negeri, jaringan distribusi Yuasa tersebar luas, dengan lebih dari 47 cabang dan dealer resmi,” ujar Menperin, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Senin (2/6).
Berdasarkan data World Bank dan United Nations Statistics, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia Tahun 2023 mencapai USD 255,96 miliar, merupakan yang tertinggi dari yang sebelumnya pernah dicapai. Nilai tersebut menempatkan Indonesia dalam 12 besar negara manufaktur dunia, serta yang terbesar ke-5 di Asia, di bawah RRT, Jepang, India, dan Korea Selatan. Di ASEAN, nilai MVA Indonesia menjadi yang tertinggi, jauh melampaui nilai MVA negara-negara ASEAN termasuk Thailand dan Vietnam.
Rata-rata MVA dunia adalah USD 78,73 miliar, sementara Indonesia mencatatkan rerata historis sebesar USD 102,85 miliar. “Saya yakin betul, perusahaan Yuasa sedikit banyak telah memberikan kontribusi terhadap nilai MVA yang ada di Indonesia,” ungkap Menperin.
Menurut data BPS, Pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada Triwulan I – 2025 mencapai 4,31 persen. Meskipun pertumbuhannya menurun, kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB pada Triwulan I – 2025 yaitu sebesar 17,50%, tercatat mengalami kenaikan baik secara q-to-q atau naik 0,19%, maupun secara y-o-y (0,03%).
“Saya ingin men-challenge siapa pun itu, yang mengatakan bahwa Indonesia sedang dalam tahap deindustrialisasi, sama sekali tidak benar. Bisa terlihat dari data yang saya sampaikan terkait MVA, catatan ekspor dan impor yang berasal dari industri manufaktur, serta capaian investasi dari industri manufaktur,” tegasnya.
Sebagai negara dengan pasar kendaraan bermotor terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki car ownership ratio 99/1000 penduduk. Rasio ini relatif rendah, dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang mencapai 490, Thailand 275, dan Singapura 211. Meskipun demikian, Indonesia memiliki penjualan domestik tertinggi.
Perbandingan antara car ownership ratio dengan penjualan domestik tersebut, mengindikasikan bahwa potensi pasar kendaraan bermotor beserta komponen penunjangnya di Indonesia masih sangat menjanjikan. “Hal ini merupakan peluang besar, termasuk bagi PT Yuasa Battery Indonesia, untuk bisa mengambil manfaat, bersama-sama meningkatkan car ownership ratio itu dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ekonomi, dan daya beli,” kata Menperin.
Di sisi lain, pemerintah juga terus mendukung arah perkembangan industri otomotif yang semakin ramah lingkungan dengan memberikan berbagai insentif untuk kendaraan berteknologi ramah lingkungan seperti hybrid, hingga Battery Electric Vehicle.
“Kami berharap Yuasa sebagai market leader dalam produk aki kendaraan juga terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pasar produk-produk tersebut, sehingga target NZE yang dicanangkan pemerintah tahun 2060, bisa terlaksana dengan waktu yang sudah ditargetkan Kemenperin, yaitu 10 tahun lebih cepat, pada tahun 2050,” tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement