Kredit Foto: Youtube Setpres
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menanggapi laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai deflasi terbaru yang terjadi di Indonesia.
Menurutnya, deflasi yang tercatat saat ini bukan disebabkan oleh penurunan daya beli masyarakat, melainkan lebih dipengaruhi oleh intervensi pemerintah melalui kebijakan harga.
“Kalau kita lihat komponen inflasinya, deflasi yang terjadi justru karena adanya diskon transportasi yang diberlakukan pemerintah. Ini bentuk intervensi melalui administered prices, bukan karena daya beli masyarakat yang menurun,” ujar Sri Mulyani saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (2/6/2025).
Baca Juga: Sri Mulyani: Gaji Ke-13 Cair Juni, Total Anggaran Capai Rp49,3 Triliun
Ia juga menekankan bahwa kebijakan seperti subsidi atau bantuan pangan, termasuk dukungan terhadap masyarakat miskin yang menurunkan harga beras, dapat menyebabkan deflasi.
Namun hal tersebut bukan indikator lemahnya konsumsi, melainkan hasil dari strategi pemerintah untuk meringankan beban masyarakat.
Meski terjadi deflasi, Sri Mulyani menyebut inflasi inti (core inflation) masih berada di kisaran 2 persen, yang mengindikasikan adanya permintaan aktif dari masyarakat.
“Core inflation itu naik karena permintaan. Jadi selama inflasi inti masih naik, berarti daya beli masih terjaga,” jelasnya.
Baca Juga: Sri Mulyani: Gaji Ke-13 Cair Juni, Total Anggaran Capai Rp49,3 Triliun
Baca Juga: Erick Thohir dan Sri Mulyani Dinilai Jadi Menteri Prabowo yang Paling Bekerja dan Paling Populer!
Pernyataan ini menjadi penegasan bahwa kondisi ekonomi Indonesia tetap solid, dan deflasi saat ini adalah konsekuensi dari upaya pemerintah menjaga stabilitas harga serta melindungi kelompok masyarakat rentan melalui berbagai stimulus dan subsidi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Istihanah
Editor: Istihanah
Tag Terkait:
Advertisement