Proyek Raksasa Kimia Prajogo Pangestu Disokong Negara, Danantara Mau Setor Dana Rp12,96 Triliun
Kredit Foto: Dok. Chandra Asri
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) menyatakan kesiapan untuk menjadi investor strategis dalam proyek pembangunan pabrik Chlor Alkali – Ethylene Dichloride (CA-EDC) milik PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), perusahaan yang berada di bawah kendali konglomerat Prajogo Pangestu.
Kesepakatan ini tertuang dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara Danantara Indonesia, Indonesia Investment Authority (INA), dan Chandra Asri Group. Total nilai investasi gabungan yang disiapkan diperkirakan mencapai sekitar USD 800 juta atau setara Rp12,96 triliun (kurs Rp16.200 per USD).
Pabrik CA-EDC akan dikelola oleh PT Chandra Asri Alkali (CAA), anak perusahaan Chandra Asri Group. Proyek ini termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan dirancang untuk memperkuat kapasitas produksi dalam negeri terhadap dua bahan kimia penting: soda kaustik dan Ethylene Dichloride.
Baca Juga: Danantara Kelola Aset Rp15.000 Triliun, Rosan Targetkan Return Investasi 10%
Pada fase pertama, pabrik ditargetkan memproduksi 400.000 ton soda kaustik padat per tahun (setara 827.000 ton cair) dan 500.000 ton Ethylene Dichloride. Kedua bahan tersebut merupakan komponen utama dalam industri hilir seperti pengolahan nikel, pemurnian alumina, serta pembuatan sabun dan deterjen.
Fase kedua akan difokuskan pada peningkatan kapasitas produksi dan pengembangan produk turunan berbasis klorin. Saat ini, studi kelayakan tengah dilakukan untuk mengevaluasi potensi produk hilir yang dapat menciptakan nilai tambah dan memperkuat rantai pasok lokal.
CIO Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir, menyatakan bahwa kemitraan ini menjadi langkah konkret dalam mewujudkan agenda hilirisasi industri nasional. Ia menekankan bahwa sektor kimia berperan penting dalam berbagai rantai nilai, termasuk energi dan manufaktur, serta membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Baca Juga: Danantara Ingin Selamatkan US$450 Juta Dana BUMN di GoTo
CEO INA, Ridha Wirakusumah, menambahkan bahwa kerja sama ini mencerminkan komitmen memperkuat kapasitas industri dalam negeri sekaligus mengurangi ketergantungan impor terhadap bahan baku utama.
Presiden Direktur Chandra Asri Group, Erwin Ciputra, menyebut masuknya Danantara Indonesia dan INA sebagai bentuk kepercayaan investor terhadap prospek industri kimia nasional dan upaya berkelanjutan membangun ketahanan industri.
Selain menekan ketergantungan terhadap impor, proyek ini diproyeksikan menghasilkan devisa ekspor hingga Rp5 triliun per tahun dari Ethylene Dichloride dan menghemat impor soda kaustik sebesar Rp4,9 triliun per tahun.
Chandra Asri, yang merupakan bagian dari konglomerasi Prajogo Pangestu di bawah kendali Barito Pacific Group, menjadikan proyek ini sebagai salah satu inisiatif besar untuk memperluas skala operasional industri kimia nasional dan mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement