Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bursa Eropa Melemah, Investor Saham Nantikan Waspadai Meluasnya Konflik Timur Tengah

Bursa Eropa Melemah, Investor Saham Nantikan Waspadai Meluasnya Konflik Timur Tengah Kredit Foto: Unsplash/Timo Wagner
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bursa Eropa melemah pada perdagangan dari Rabu (18/6). Hal ini menyusul sikap para investor saham yang menahan diri menjelang serangkaian keputusan kebijakan moneter di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Dilansir dari Reuters, Kamis (19/6), Indeks Stoxx 600 ditutup turun 0,4% ke 540,33. Capaian tersebut membuatnya mendekati posisi terendah dalam satu bulan terakhir.

Baca Juga: Trump Kecewa, Sebut Uni Eropa Belum Tawarkan Kesepakatan Adil ke AS

Iran dan Israel terus melancarkan serangan terhadap satu sama lain dan memperbesar kekhawatiran investor, terlebih setelah adanya pernyataan kontroversial dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Trump diketahui menuntut penyerahan tanpa syarat dari Iran. Namun, permintaan tersebut ditolak tegas oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Ia memperingatkan bahwa intervensi militer negara itu akan membawa dampak yang tak dapat diperbaiki.

Sementara itu, para pedagang pasar finansial menghindari aset berisiko menjelang rapat kebijakan dari Federal Reserve (The Fed). Konflik Timur Tengah dinilai bisa memicu tekanan inflasi tambahan, yang menambah tantangan bagi Federal Reserve.

“Meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan perdagangan membuat proyeksi pertumbuhan dan inflasi bank sentral menjadi kurang presisi,” kata Analis Senior Swissquote Bank, Ipek Ozkardeskaya.

Adapun Uni Eropa tengah berlomba mencapai kesepakatan dagang dengan Washington. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan masih berusaha menyelesaikan kesepakatan sebelum 9 Juli.

Baca Juga: G7 Dukung Israel, Sebut Iran Jadi Sumber Ketidakstabilan di Timur Tengah

Hingga saat ini, satu-satunya kesepakatan formal yang telah ditandatangani adalah perjanjian perdagangan dari Inggris dan AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: