Perjalanan Sukses Sri Prakash Lohia Membangun Bisnis Tekstil di Purwakarta hingga Jadi Kimia di Afrika

Nama Sri Prakash Lohia tak asing dalam daftar pengusaha paling berpengaruh di Indonesia. Ia merupakan sosok di balik suksesnya Indorama Corporation, konglomerat global di sektor petrokimia dan tekstil yang kini beroperasi di lebih dari 37 negara.
Sri Prakash Lohia lahir di Kolkata, India, pada 11 Agustus 1952. Ia menempuh pendidikan di Universitas Delhi dan meraih gelar Bachelor of Commerce pada tahun 1971.
Saat berusia 21 tahun, ia ikut merantau ke Indonesia bersama ayahnya, Mohan Lal Lohia, yang berlatar belakang pengusaha tekstil. Pada tahun 1973, keluarga Lohia menetap di Indonesia dan membuka lembaran baru dengan mendirikan pabrik tekstil di Purwakarta, Jawa Barat.
Dengan modal awal sekitar US$10 juta, mereka mendirikan Indorama Synthetics pada tahun 1975 (atau 1976, menurut beberapa sumber). Nama “Indorama” sendiri merupakan gabungan dari kata “Indo” (Indonesia) dan “Rama” (tokoh dalam kisah Ramayana dari India), melambangkan perpaduan budaya yang melandasi bisnis mereka.
Pada masa awal berdiri, Lohia menghadapi tantangan berat. Namun, dalam waktu tiga hingga empat tahun, Indorama mulai menunjukkan pertumbuhan signifikan dan sukses menjadi produsen benang pintal terbesar di Indonesia. Keberhasilan ini membuka jalan bagi diversifikasi bisnis ke industri serat poliester, lalu berkembang ke bidang petrokimia.
Indorama tidak hanya tumbuh secara organik, tetapi juga agresif dalam ekspansi global. Salah satu langkah penting adalah pendirian Indorama Ventures pada tahun 1992 yang berfokus pada produk poliester. Tak berhenti di situ, perusahaan ini memperluas jangkauannya ke produksi PET (Polyethylene Terephthalate), bahan utama botol plastik, yang kini menjadikan Indorama Ventures sebagai produsen PET terbesar di dunia.
Baca Juga: Suksesnya Sari Roti, Pernah Kuasai 90% Pasar Roti Indonesia hingga Produksi 5 Juta Potong per Hari
Langkah strategis lainnya terjadi pada tahun 2006, ketika Indorama mengakuisisi pabrik olefin di Nigeria. Kini, fasilitas tersebut menjadi pabrik petrokimia terbesar di Afrika Barat dan produsen olefin terbesar kedua di Afrika. Indorama pun berkembang menjadi pemain utama global, dengan lebih dari 140 fasilitas produksi, 30.000 karyawan, dan cakupan bisnis dari Asia hingga Afrika.
Indorama juga menjadi produsen pupuk urea dan fosfat terbesar di Afrika Sub-Sahara, serta produsen sarung tangan sintetis terbesar ketiga di dunia. Keseluruhan jaringan bisnis ini dikendalikan dari berbagai kantor global, sementara Sri Prakash Lohia sendiri saat ini berdomisili di London, Inggris.
Sri Prakash Lohia telah menjadi warga negara Indonesia sejak tahun 1983. Ia menikah dengan Seema Lohia dan memiliki dua anak, yaitu Amit Lohia, yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Indorama Corporation, dan Shruti Hora.
Selain fokus pada bisnis, Lohia juga aktif dalam kegiatan sosial melalui Indorama Foundation, yayasan yang berkontribusi dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat. Ia juga dikenal sebagai kolektor buku langka, karya seni, dan litograf berwarna tangan.
Baca Juga: Cerita Sukses Bebek Kaleyo, dari Gerobak Kaki Lima hingga Jadi Puluhan Cabang Restoran
Baca Juga: Cerita Sukses Jusuf Hamka, dari Sopir Traktor hingga Jadi 'Raja Jalan Tol' Indonesia
Dengan total kekayaan mencapai US$8,4 miliar menurut Forbes tahun 2024, Sri Prakash Lohia kini menduduki peringkat ke-7 dalam daftar orang terkaya di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement