Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Stagnasi Tarif Tiket Ancam Masa Depan Maskapai LCC Indonesia

Stagnasi Tarif Tiket Ancam Masa Depan Maskapai LCC Indonesia Kredit Foto: Reuters/Aziz Karimov
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat penerbangan Alvin Lie mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi maskapai penerbangan di Indonesia yang semakin terjepit akibat stagnasi regulasi tarif batas atas dan bawah sejak 2019. Menurutnya, ketidakbebasan dalam penentuan harga tiket membuat industri penerbangan domestik kehilangan daya tarik, terutama bagi maskapai berbiaya murah atau low cost carrier (LCC).

“Di Indonesia ini tidak ada kebebasan menentukan harga tiket, ada tarif batas atas dan tarif batas bawah, yang mana sejak tahun 2019 sama sekali tidak berubah sehingga membuat rute domestik Indonesia ini tidak menarik bagi airlines, terutama juga bagi LCC,” ujarnya kepada Warta Ekonomi pada Jumat (20/6/2025).

Baca Juga: Tiket Pesawat Ekonomi Domestik Dapat Diskon dari Pemerintah

Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu maskapai penerbangan JetStar Airlines harus tutup karena  tingginya biaya operasional di pangkalan. Di Indonesia, hal itu sebelumnya pernah terjadi dan menimpa beberapa perusahaan seperti Sempati Air dan Batavia Air.

Alvin menegaskan bahwa stagnasi tarif ini tak sebanding dengan lonjakan biaya operasional yang signifikan.

Ketimpangan antara tarif dan kenaikan harga avtur, nilai tukar rupiah, serta biaya sewa fasilitas bandara membuat konsumen LCC yang sensitif terhadap harga ikut terdampak akibat lonjakan harga tersebut.

“Padahal, dalam 6 tahun, hampir 6 tahun sekarang biaya-biaya naik,” ujarnya.

Baca Juga: Balas Tarif Trump, Uni Eropa Dikabarkan Akan Sasar Industri Pesawat AS

Alvin mengatakan penurunan harga tiket saat mudik tidak mendatangkan penumpang baru secara signifikan, hanya menggeser penumpang LCC ke maskapai full service yang tarifnya juga turun.

“Yang terjadi adalah terlihat bahwa ada pergeseran penumpang yang biasanya terbang dengan LCC itu turun jumlahnya, tapi justru yang medium service dan full service jumlah penumpangnya naik,” ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Azka Elfriza
Editor: Djati Waluyo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: