- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Bahlil: Swasembada Energi Tak Semudah Swasembada Pangan, Butuh Kerja 'Total Football'
Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa upaya mencapai swasembada energi nasional bukan perkara mudah. Menurutnya, proses tersebut jauh lebih kompleks dan membutuhkan waktu, teknologi, serta keberuntungan eksplorasi, jika dibandingkan dengan swasembada pangan.
“Kalau pangan itu cukup ada duit, ada lahan, ada pupuk, tiga bulan ada hasil. Tetapi kalau energi, ada duit, ada teknologi, ada wilayah kerja, nanti tunggu tiga tahun baru lihat hasilnya. Syukur kalau ada,” ujar Bahlil dalam Rapat Kerja bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (2/7/2026).
Baca Juga: Pemerintah Andalkan Sumur Rakyat Untuk Capai Target Lifting Minyak dan Gas Naik di RAPBN 2026
Pemerintah melalui Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 menetapkan target lifting minyak bumi sebesar 605.000 hingga 610.000 barel per hari (bph). Target ini sedikit naik dibandingkan APBN 2025 yang sebesar 605.000 bph, serta jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun 2024 yang hanya mencapai sekitar 580.000 bph.
Hingga 29 Juni 2025, lifting minyak nasional tercatat sebesar 602.000 bph. Tambahan produksi berasal dari sejumlah lapangan baru serta kontribusi signifikan dari kontraktor seperti ExxonMobil Cepu, Pertamina Hulu Mahakam, dan Pertamina Hulu Kalimantan Timur.
Bahlil mengibaratkan strategi peningkatan lifting sebagai kerja “total football”, sebuah pendekatan yang mengandalkan kerja sama tim secara dinamis dan saling melengkapi.
“Ini memang kerjanya kerja total football. Namun saya jujur menyampaikan bahwa fundamental kita di 2026, untuk menuju 2026, ini butuh konsentrasi dan kerja ekstra. Kenapa? Karena incline-nya itu kan diperkirakan sekitar 10–15 persen. Nah di 2026, di samping kita berusaha untuk menaikkan lifting, kita juga harus menjaga penurunan yang ada,” jelasnya.
Di sektor gas bumi, pemerintah menetapkan target lifting tahun 2026 sebesar 953.000 hingga 1.017.000 barel setara minyak per hari (BOEPD). Hingga Juni 2025, produksi gas nasional telah mencapai 6.746 juta kaki kubik per hari atau setara 1.211 ribu BOEPD.
Baca Juga: Menteri ESDM Bahlil Tegaskan Izin Sumur Minyak Rakyat Hanya yang Sudah Telanjur Dibor
Baca Juga: Realilisasi Lifting Minyak Indonesia Baru Capai 568 Ribu Bph
Untuk mengejar target tersebut, pemerintah mengandalkan implementasi Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025. Regulasi ini memungkinkan penyerapan produksi sebesar 10.000 hingga 15.000 bph dari sumur masyarakat, yang akan dinaungi oleh BUMD, koperasi, atau UMKM, bekerja sama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Advertisement