Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Meski Dihimpit Kebijakan Tarif, Perdagangan Global Tetap Naik 1,5 Persen

Meski Dihimpit Kebijakan Tarif, Perdagangan Global Tetap Naik 1,5 Persen Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Laporan dari United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) atau Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan mencatat meskipun laju pertumbuhannya melambat, perdagangan global tumbuh sekitar 300 miliar dolar AS pada paruh pertama (H1) 2025.

Prospek perdagangan global saat ini memang masih tidak pasti akibat ketidakstabilan kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) yang terus berlanjut dan ketegangan geopolitik.

Menurut laporan tersebut, perdagangan global tumbuh sekitar 1,5 persen pada kuartal pertama (Q1) dan diperkirakan tumbuh 2 persen pada kuartal kedua (Q2).

Laporan tersebut menyebut kenaikan harga berkontribusi pada kenaikan nilai perdagangan secara keseluruhan, sementara volume perdagangan hanya tumbuh 1 persen. Harga barang yang diperdagangkan naik tipis pada Q1 dan terus meningkat pada Q2.

Perdagangan jasa tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan, meningkat sebesar 9 persen selama empat kuartal terakhir.

Laporan tersebut menunjukkan tren campuran dalam perdagangan barang di antara perekonomian-perekonomian besar pada Q1 2025, dengan perekonomian maju melampaui negara-negara berkembang.

Laporan tersebut mengaitkan hal ini dengan lonjakan impor AS sebesar 14 persen dan kenaikan ekspor sebesar 6 persen dari Uni Eropa (UE).

Sementara itu, AS membukukan defisit perdagangan yang semakin melebar selama empat kuartal terakhir, berkontribusi pada ketidakseimbangan perdagangan yang semakin dalam.

Laporan tersebut juga menyoroti risiko meningkatnya fragmentasi perdagangan akibat tarif AS yang baru-baru ini diberlakukan, termasuk tarif dasar 10 persen dan bea tambahan atas baja dan aluminium.

Laporan tersebut memperingatkan gelombang tindakan sepihak lebih lanjut dapat memicu ketegangan perdagangan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: