Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

RI Miliki Perkembangan Signifikan dalam Diplomasi Perdagangan Tahun Ini

RI Miliki Perkembangan Signifikan dalam Diplomasi Perdagangan Tahun Ini Kredit Foto: Uswah Hasanah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perdagangan Budi Santoso (Mendag Busan) mengungkapkan tahun ini Indonesia memiliki perkembangan signifikan dalam diplomasi perdagangan dengan negara lain.

Hal tersebut disampaikan Mendag Busan saat menjadi pembicara kunci (keynote speaker) pada Kajian Tengah Tahun (KTT) Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) bertema “Masa Depan Ekonomi Indonesia di Tengah Perang Dagang dan Konflik Timur Tengah” di Jakarta, Rabu (2/7/2025).

Baca Juga: Penurunan Variabel Produksi Jadi Pemicu Pelemahan IKI Juni 2025

Mulanya, Mendag Busan menyampaikan langkah strategis Pemerintah Indonesia dalam menghadapi potensi perang dagang, termasuk kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan oleh Amerika Serikat terhadap sejumlah negara mitra dagang. 

Menurutnya, strategi utama yang dijalankan adalah memperluas pasar ekspor dan pengamanan pasar dalam negeri.

“Strategi menghadapi perang dagang ada dua. Pertama, memperluas pasar ekspor Indonesia ke  luar negeri dengan peningkatan perjanjian dagang seperti Indonesia-Canada Comprehensive  Economic Partnership Agreement (CEPA), Indonesia-European Union CEPA dan lainnya. Kedua,  pengamanan pasar dalam negeri,” ucap Mendag Busan, dikutip dari siaran pers Kemendag, Jumat (4/7).

Lebih lanjut, ia pun menyebut perkembangan signifikan Indonesia dalam diplomasi perdagangan.  Beberapa perjanjian dagang yang sudah rampung, antara lain, dengan Kanada, Uni Ekonomi Eurasia (EAEU), Uni Eropa, serta Tunisia. 

Namun, meskipun implementasi perjanjian-perjanjian tersebut belum dapat dilakukan tahun ini, dampak psikologisnya sudah terasa di kalangan pelaku usaha.

“Ketika pemerintah mempercepat proses perundingan, hal ini mendorong pelaku usaha untuk semakin bergairah dalam mencari mitra melalui kegiatan business matching atau business forum. Hal ini karena mereka menyadari bahwa kerja sama yang tengah dijajaki ini memiliki prospek yang baik ke depannya,” ujar Mendag Busan.

Ia menambahkan, pemerintah juga fokus pada penguatan pasar dalam negeri. Pasalnya, strategi ini penting untuk mencegah produk-produk impor masuk ke pasar domestik, terutama sebagai dampak akibat perang dagang. 

“Pengamanan pasar dalam negeri dilakukan melalui instrumen seperti trade remedies, termasuk pengenaan bea masuk tindakan pengamanan dan antidumping untuk produk-produk tertentu,” kata Mendag Busan.

Mendag Busan memaparkan, peningkatan daya saing industri serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terus menjadi prioritas Pemerintah Indonesia. Upaya ini didorong melalui kemitraan antara pelaku UMKM dan ritel modern yang diwujudkan lewat berbagai program, seperti Belanja di Indonesia Aja (BINA) dan Holiday Sale.

“Kalau produk UMKM berkualitas dan berdaya saing, dengan sendirinya mencegah produk impor mendominasi di dalam negeri. Tapi kalau tidak berkualitas, ritel juga pasti akan keberatan,” tambah Mendag Busan.

Mendag Busan juga menambahkan, strategi lainnya yaitu melalui program UMKM Berani Inovasi,  Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor) yang mencakup strategi berbasis sumber daya (resource-based) dan strategi berbasis pasar (market-based).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: