Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saat AI Tak Lagi Sekadar Cepat, Tapi Harus Bisa Dipercaya

Saat AI Tak Lagi Sekadar Cepat, Tapi Harus Bisa Dipercaya Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dunia sedang diliputi euforia atas kecepatan dan kemampuan luar biasa kecerdasan buatan (AI). Tapi di balik hype dan percepatan, ada pertanyaan yang belum terjawab: sejauh apa kita siap menyerahkan kendali ke AI? Serta hal yang lebih penting, mampukah kita membangun AI yang bukan hanya cerdas, tapi juga bisa dipercaya.

SleekFlow, perusahaan platform percakapan omnichannel berbasis AI, mencoba menjawab pertanyaan itu lewat peluncuran AgentFlow sebuah sistem AI yang tidak dirancang untuk menjawab semua hal, tetapi untuk tahu kapan ia perlu berhenti dan menyerahkan kendalinya kembali ke manusia.

“Kesalahan dalam layanan pelanggan tidak selalu soal teknologi, tapi tentang hubungan. Karena itu, AgentFlow dibuat untuk membantu, bukan menggantikan manusia sepenuhnya,” ujar Asnawi Jufrie, VP & GM SleekFlow Asia Tenggara.

Konsumen Tak Lagi Cari AI yang Sempurna, Tapi yang Bisa Bertanggung Jawab

Dalam whitepaper yang diterbitkan SleekFlow berjudul “AI Transformation in SEA: Aligning Consumer Demands with Business Goals”, Bahkan di Indonesia, angka ini mencapai 75%.

AI masih dipercaya untuk urusan praktis seperti pelacakan pesanan atau hanya sekadar pencarian produk. Namun untuk beberapa kasus yang bersifat sensitif seperti keluhan pelanggan, pertanyaan kompleks, hingga percakapan emosional responden menyatakan lebih memilih interaksi dengan manusia.

AgentFlow hadir bukan hanya sekadar sebagai fitur tambahan, tetapi juga sebagai kerangka etis. Sebuah pendekatan yang memastikan AI tidak asal merespons, melainkan bekerja dalam batas dan tanggung jawab yang jelas. Sistem ini dirancang dengan pendekatan multi-agent dan modul berbasis graf, serta dilengkapi dengan:

  • Knowledge Gap Detection: yang memungkinkan sistem mendeteksi saat AI tidak yakin dengan jawabannya, dan memilih untuk berhenti alih-alih memberi informasi yang salah
  • Reviewer Agents: yaitu agen pengecek yang meninjau ulang jawaban sebelum sampai ke pelanggan, untuk menghindari miskomunikasi atau halusinasi;
  • Guardrails: mekanisme pengaman yang menjaga agar AI tidak menjawab topik-topik sensitif atau di luar kapasitasnya, dan langsung mengarahkan ke tim manusia bila diperlukan.
  • Custom Instruction per Peran: yang memastikan setiap agen AI hanya menjawab sesuai peran dan konteks yang sudah ditentukan oleh bisnis, misalnya sebagai sales, support, atau admin.

Menurut laporan AI Maturity Matrix oleh Boston Consulting Group, lebih dari 70% negara termasuk Indonesia belum memiliki kesiapan struktural yang memadai dalam menghadapi disrupsi AI, termasuk dalam aspek keterampilan, kebijakan, dan investasi jangka panjang.  

Laporan yang sama juga mencatat bahwa penggunaan AI secara kolaboratif justru lebih efektif: konsultan BCG yang menggunakan GenAI dalam proyek nyata terbukti 20% lebih baik performanya pada tugas di luar keahlian mereka.

Temuan-temuan ini sejalan dengan keyakinan SleekFlow bahwa AI yang bertanggung jawab harus memberi ruang bagi supervisi serta tetap dikontrol manusia. AgentFlow menjadi bentuk komitmen terhadap pendekatan ini, bukan hanya menunggu regulasi datang, tapi memimpin inisiatif etika sejak awal.

“Kepercayaan itu tumbuh saat kita tahu batas kemampuan kita. Kami percaya, AI yang bisa dipercaya adalah AI yang tahu kapan harus berhenti dan memberi ruang untuk manusia. AgentFlow lahir dari prinsip itu” Asnawi Jufrie, VP & GM SleekFlow Asia Tenggara.

AgentFlow dibangun di atas Azure OpenAI dan mematuhi berbagai standar keamanan internasional, termasuk ISO/IEC 27001, SOC 2 Type II, dan GDPR. SleekFlow memastikan bahwa sistem ini tidak menggunakan data pelanggan untuk melatih model AI, dan dilengkapi dengan pengamanan tambahan seperti access control, masking, serta whitelisting IP. Semua fitur ini dirancang untuk menjaga privasi dan memberi ketenangan bagi pengguna saat berinteraksi dengan AI.

AgentFlow adalah bentuk nyata dari keyakinan SleekFlow bahwa AI yang bertanggung jawab bukanlah yang menjawab segalanya, melainkan yang tahu kapan harus berhenti. Masa depan bukan tentang memilih antara manusia atau mesin tetapi tentang membangun kolaborasi sistem yang dapat memperkuat keduanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: