Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dari Sampah Jadi Rupiah: Inovasi KPI Hadirkan Bank Sampah Abhipraya

Dari Sampah Jadi Rupiah: Inovasi KPI Hadirkan Bank Sampah Abhipraya Kredit Foto: PT Kiilang Pertamina Internasional (KPI)
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sampah bukan lagi sumber masalah, tapi bisa menjadi sumber penghasilan. Inilah yang dibuktikan Kilang Pertamina Internasional (KPI) melalui program Bank Sampah Abhipraya di Kelurahan Kutawaru, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap.

Berangkat dari persoalan lingkungan akibat ketiadaan tempat pembuangan sementara (TPS), KPI menghadirkan solusi yang tak hanya ramah lingkungan tapi juga menambah pendapatan masyarakat.

 Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani, mengatakan Bank Sampah Abhipraya merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) KPI, yang sejak 2017 aktif dijalankan di sekitar enam wilayah kilang.

Baca Juga: Kilang Pertamina Internasional Siapkan Strategi Khusus untuk Transisi Energi

“Di antara program TJSL yang digulirkan KPI, bidang lingkungan menjadi salah satu yang jadi perhatian. Kami menyadari, bisnis yang dijalankan bersinggungan dengan lingkungan masyarakat sekitar kilang, karena itulah KPI berkomitmen untuk ikut menjaganya,” ujar Milla dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (23/7/2025).

Milla mengatakan, melalui bank sampah warga Kutawaru diajak mengelola sampah secara produktif. Sampah organik diolah menjadi pupuk alami dan digunakan untuk budidaya maggot sebagai pakan ikan.

Sementara sampah anorganik diolah menjadi bahan bakar alternatif dan paving blok. Harga jual sampah yang dikumpulkan mencapai Rp15 ribu per kilogram, sehingga warga yang rutin terlibat bisa meraup penghasilan tambahan hingga Rp2 juta per bulan.

Baca Juga: Produksi BBM Kilang Pertamina Internasional Turun 24,8 Juta Barel di 2024

“Terbukti, jika dikelola dengan baik, sampah bisa memberikan dampak lingkungan dan ekonomi yang tidak main-main. Hal itu terlihat dari eksistensi Bank Sampah Abhipraya dalam mengatasi masalah sampah di wilayah Kelurahan Kutawaru, sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat,” ungkanya.

Dia melanjutkan, volume sampah di wilayah Kutawaru berhasil ditekan hingga 195 ton per tahun, atau sekitar 80,93 persen. Program ini tidak hanya berdampak lokal, tapi juga menjadi rujukan studi dari berbagai daerah yang ingin mereplikasi model bank sampah serupa.

Bank Sampah Abhipraya sendiri merupakan bagian dari inisiatif besar bertajuk Masyarakat Mandiri Kutawaru (MAMAKU) yang dijalankan KPI sejak 2020. Program ini mencakup berbagai aspek pemberdayaan masyarakat, termasuk konservasi mangrove seluas 2,5 hektare dengan 25 ribu bibit (potensi serapan karbon 8.919 ton per hektare), budidaya ikan, pengembangan UMKM, hingga pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 13.000 Wattpeak per hari.

Baca Juga: Kilang Minyak dan Gas Jadi Sasaran, Investor Waspada Soroti Perang Israel-Iran

Milla menambahkan, program-program ini bukan hanya bentuk kepedulian lingkungan, tetapi juga bagian dari strategi keberlanjutan KPI yang selaras dengan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) serta mendukung agenda pembangunan nasional Asta Cita.

“Pencapaian Bank Sampah Abhipraya dan program MAMAKU membuktikan komitmen kuat terhadap keberlanjutan, utamanya lingkungan. Ini juga bentuk dukungan kami terhadap visi pembangunan Asta Cita Pemerintah,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: