- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Produksi BBM Kilang Pertamina Internasional Turun 24,8 Juta Barel di 2024
Kredit Foto: KPI
PT Kilang Pertamina International (KPI) mencatat produksi BBM sebesar 250 juta barel sepanjang tahun 2024. Jumlah ini menurun 24,8 juta barel dari produksi BBM tahun 2023 yang mencapai 274,80 juta barel.
Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y. Nasroen, mengatakan KPI juga memproduksi sekitar 31 juta barel produk Non-BBM, seperti Smooth Fluid, Propylene, LPG, Polytam, Breezon MC-32, serta berbagai produk dari Green Refinery. Selain itu, KPI juga memproduksi aspal, sulfur, dan petroleum coke ebanyak 28 juta barel.
Dia menjelaskan, total produksi tersebut berasal dari pengolahan lebih dari 320 juta barel bahan baku selama tahun 2024.
Baca Juga: Produksi BBM Kilang Pertamina Internasional Turun 24,8 Juta Barel di 2024
"Produksi tersebut ditujukan untuk mendukung ketahanan energi nasional. Ketersediaan BBM merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, termasuk menggerakkan roda ekonomi bangsa," ujar Hermansyah dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (26/06/2025).
Meski mengalami penurunan volume produksi, KPI mampu mempertahankan Yield Valuable Product(YVP) sebesar 83,2%. YVP merupakan rasio antara volume total produk bernilai tinggi terhadap total volume bahan baku yang diolah, termasuk minyak mentah dan produk intermedia.
"Salah satu inovasi yang mendukung pencapaian YVP KPI di tahun 2024 adalah inovasi Block Mode CDU I di Kilang Cilacap," lanjutnya.
Baca Juga: Proyek Kilang Tuban Dievaluasi, Nilai Investasi Bengkak Jadi Rp377 Triliun
Hermansyah mengatakan inovasi Block Mode CDU I memungkinkan Kilang Fuel Oil Complex I di Cilacap untuk beroperasi secara fleksibel dalam mode BBM maupun Non-BBM. Fleksibilitas ini mendorong peningkatan konversi YVP secara signifikan.
"Inovasi ini bahkan membawa kilang Cilacap meraih capaian YVP tertinggi selama beroperasi. Melalui inovasi ini, kilang Cilacap juga mampu menghasilkan produk Marine Fuel Oil (MFO) dengan kandungan sulfur yang rendah," ucapnya
Kinerja operasional yang positif tersebut turut ditopang oleh keandalan kilang KPI, yang diukur melalui indikator Plant Availability Factor (PAF), dengan capaian mencapai 99,2%.
Capaian tersebut didukung oleh keberhasilan KPI dalam menjaga standar keselamatan kerja dengan catatan nihil kecelakaan selama tahun berjalan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement