Asuransi Aset Negara Diusulkan Jadi Strategi Fiskal RI

Pemanfaatan pre-insurance atas aset dan infrastruktur negara dinilai dapat menjadi mekanisme strategis untuk memperkuat ketahanan fiskal Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global. Gagasan ini mengemuka dalam gelaran Indonesia Re International Conference (IIC) 2025 yang digelar Kamis (24/7/2025).

CEO Aon Asia, Soeren Soltysiak, menyampaikan bahwa skema pre-insurance terhadap aset negara sudah diterapkan di sejumlah negara sebagai bentuk mitigasi fiskal. Ia menilai Indonesia perlu mulai mengadopsi pendekatan ini guna meningkatkan kepastian anggaran dan resiliensi ekonomi nasional.

“Asuransi bisa jadi alat bantu pemerintah dalam merencanakan dan melindungi aset nasional. Pre-insurance atas infrastruktur dan aset negara memberi kepastian perencanaan fiskal. Di beberapa negara, proteksi ini sudah jadi standar,” ujar Soeren dalam forum tersebut.

Baca Juga: OJK Dorong Reasuransi Perkuat Kontribusi Lewat Tata Kelola Modal dan Inovasi Produk

Ia mengakui bahwa asuransi bukan instrumen politik yang populer, tetapi tetap menjadi mekanisme pertahanan risiko yang paling andal, termasuk bagi pemerintah.

Ketua Komisi XI DPR RI, Muhammad Misbakhun, juga menekankan pentingnya industri asuransi yang sehat sebagai pilar utama sistem keuangan nasional. “Industri jasa keuangan nasional tidak akan kuat jika tidak ditopang oleh industri asuransi yang sehat dan berdaya saing,” ujarnya.

Senada, Direktur Utama Indonesia Re, Benny Waworuntu, menyebut penguatan industri asuransi dan reasuransi domestik sangat krusial. Menurutnya, sebagian besar premi asuransi Indonesia masih mengalir ke luar negeri.

“Ini menjadi tantangan bersama yang perlu kita jawab melalui penguatan industri dalam negeri, baik dari sisi permodalan, sistem, maupun kapasitas SDM,” katanya.