Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

OJK Dorong Reasuransi Perkuat Kontribusi Lewat Tata Kelola Modal dan Inovasi Produk

OJK Dorong Reasuransi Perkuat Kontribusi Lewat Tata Kelola Modal dan Inovasi Produk Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perusahaan reasuransi di Indonesia untuk memperluas kontribusinya terhadap industri asuransi nasional dengan memperkuat manajemen risiko, kapital, dan pengembangan produk berbasis data.

Deputi Komisioner OJK Iwan Pasila menegaskan bahwa regulator kini tidak hanya menekankan kepatuhan administratif, tetapi juga mendorong pelaku industri untuk menyelesaikan persoalan mendasar lewat perubahan perilaku dan penerapan praktik terbaik (best practices). Hal ini tercermin dari roadmap asuransi yang menekankan empat pilar utama, mulai dari kapital, tata kelola dan manajemen risiko, penguatan ekosistem, serta penerapan best practices.

"Bapak ibu bisa mengelola kapital dengan baik, kami memang terus mendorong peningkatan modal. Tetapi ketika Bapak ibu sudah punya modal, bagaimana Bapak ibu handle proper pricing-nya, bagaimana Bapak ibu mengelola dengan baik dari sisi liability-nya, dan bagaimana Bapak ibu mengelola dengan baik dari sisi investment-nya,”  jelas Iwan dalam panel session bertajuk "Insurance and Economic Resilience" dalam acara Indonesia Re International Conference 2025, dikutip Rabu (23/7/2025).

Baca Juga: OJK Wajibkan Perusahaan Asuransi Ikut Program Penjaminan Polis

"Ini tentu menjadi hal yang sangat penting supaya Bapak ibu bisa terus bertumbuh, tidak hanya mengandalkan capital injection dari pembangunan saham yang sangat terbatas, tetapi bagaimana Bapak ibu growth dari portfolio yang ada," tambahnya lagi.

Iwan Pasila menekankan bahwa kontribusi industri reasuransi dapat diperluas dengan memperkuat tiga area utama, yakni manajemen modal melalui penetapan harga (pricing), kewajiban (liabilities), dan investasi yang tepat; manajemen risiko lewat pengumpulan serta analisis database risiko yang akurat, serta pengembangan produk, termasuk perluasan perlindungan excess of loss (XL), katastrofe, hingga pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk mendukung proses underwriting yang lebih presisi.

Baca Juga: Sekitar 51% Dana Asuransi Tersedot ke SBN, OJK Dorong Arah Investasi ke Pasar Modal

Dalam praktiknya, OJK mulai mendorong pengembangan produk yang lebih berlapis seperti excess of loss dan proteksi bencana, menggantikan model kuota-share yang dominan. OJK juga menilai data dan teknologi dapat membuka pasar baru, seperti asuransi jiwa untuk kelompok usia lanjut yang sebelumnya sulit dijangkau.

"Di (asuransi) jiwa sekarang ini cukup banyak usia tua yang ditolak untuk masuk ke pertanggungan, karena sudah mencapai usia 60. Kenapa? Karena kesehatannya sudah menurun gitu ya dan persepsi bahwa semakin tua tingkat kesehatan mulai memburuk,” tutur Iwan.

“Tetapi dengan database yang ada, dengan menggunakan sedikit AI Bapak ibu dan dengan kemudian memberikan beberapa pertanyaan, sebenarnya kita kemudian bisa memfilter. Karena cukup banyak orang tua di Indonesia sekarang ini yang menjaga kesehatannya dengan baik dan mereka harusnya bisa beli produk-produk yang bisa memberikan manfaat yang berupa whole life,” tambahnya lagi.

Langkah ini diharapkan dapat memperkuat peran reasuransi dalam mendorong ketahanan industri asuransi nasional secara berkelanjutan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: