- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Pendapatan Emiten Boy Thohir (ESSA) Ambruk di Semester I 2025, Ini Biang Keroknya
Kredit Foto: ESSA
Emiten Garibaldi Thohir alias Boy Thohir, PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) tampaknya menghadapi tantangan sepanjang semester pertama 2025. Laba bersih Perseroan turun 27,92% menjadi USD14,84 juta dari sebelumnya USD20,59 juta di periode yang sama tahun lalu. Seiring dengan penurunan laba tersebut, laba per saham dasar ikut terkoreksi menjadi USD0,862 dari USD1,195.
Pendapatan ESSA hingga akhir Juni 2025 juga mengalami penurunan 9,25%, menjadi USD137,58 juta dibanding USD151,61 juta pada semester I 2024. Hal ini turut berdampak pada capaian EBITDA yang turun sebesar 20% menjadi USD49 juta.
Dari sisi pendapatan, kontribusi terbesar masih berasal dari amonia yang mencapai USD116,10 juta. Sementara itu, pendapatan dari elpiji dan jasa pengolahan tercatat sebesar USD21,47 juta.
Baca Juga: Boy Thohir: Saya Ingin Dedikasikan Masa Produktif untuk Bangsa
Di tengah tekanan pada pendapatan, beban pokok justru sedikit naik tipis menjadi USD99,50 juta dari sebelumnya USD99,46 juta. Laba kotor ESSA pun terkoreksi menjadi USD38,08 juta dari USD52,14 juta.
Manajemen ESSA dalam keterangan tertulis menyatakan bahwa kinerja perusahaan pada paruh pertama tahun ini dipengaruhi oleh turunnya harga amoniak global.
Tidak hanya itu, pasokan gas ke pabrik amoniak ESSA juga sempat terganggu akibat pemeliharaan bertahap oleh pemasok gas di hulu. Gangguan tersebut akhirnya berdampak langsung pada kapasitas produksi amoniak.
Dari sisi neraca, total aset ESSA per akhir Juni 2025 tercatat sebesar USD638,94 juta, menyusut dari posisi USD693,67 juta pada akhir Desember 2024. Liabilitas berhasil ditekan menjadi USD91,05 juta dari sebelumnya USD139,79 juta, sementara ekuitas berada di level USD547,89 juta dari sebelumnya USD553,87 juta.
Baca Juga: Boy Thohir Resmikan Transformasi YABN, Fokus 5 Pilar Pembangunan
Terlepas dari berbagai tantangan pada enam bulan pertama 2025, Presiden Direktur dan CEO ESSA, Kanishk Laroya, menyampaikan optimisme terhadap kinerja Perseroan pada semester kedua.
“H1 2025 menunjukkan kinerja operasional yang solid meskipun dihadapkan pada pasokan gas yang lebih rendah dan tidak konsisten, serta pasar amoniak yang lemah. Kami optimistis bahwa pada H2 2025 akan memberikan hasil yang lebih solid seiring normalisasi pasokan gas dan mulai pulihnya harga amoniak sejak bulan Juni," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement