Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Emas Diramal Bakal Terbang Lagi hingga USD3.380

Harga Emas Diramal Bakal Terbang Lagi hingga USD3.380 Kredit Foto: Istimewa

Namun, menurut Ibrahim, pasar lebih menanti arah kebijakan ekonomi jangka panjang dari Ketua The Fed, Jerome Powell, terutama pasca perang dagang yang masih membayangi. “Yang sedang ditunggu oleh pasar itu adalah pernyataan dari Powell dalam masalah perekonomian ke depan pasca perang dagang dimulai," ujarnya.

Baca Juga: Harga Emas Global Turun, Pasar Logam Ditekan Harapan Sepakatnya Uni Eropa-AS

Selain dari sisi kebijakan moneter, Ibrahim turut menyoroti kondisi geopolitik dunia yang masih memanas, terutama terkait konflik di Jalur Gaza. "Genjatan senjata antara Israel dan Hamas ini pun juga gagal total dan Amerika keluar dari perundingan tersebut," ujarnya.

Ia menyebut Hamas tidak menyetujui beberapa poin kesepakatan yang dianggap merugikan pihaknya, sehingga konflik diperkirakan akan terus berlangsung dan menjalar ke kawasan sekitar. 

Di Eropa, konflik Rusia-Ukraina juga belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Rusia masih mendapat sanksi ekonomi besar dari AS dan Eropa, dan hal ini turut mendorong ketegangan geopolitik global.

"Artinya apa? Bahwa perang dagang ini masih akan terus membuat geopolitik, ekonomi global ini akan terus mengalami satu permasalahan," tuturnya.

Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Hari Ini Dijual Mulai Rp994 Ribu, Cek Rinciannya!

Meski tekanan eksternal cukup kuat, Ibrahim menilai potensi kenaikan harga emas tetap lebih besar secara fundamental. "Ada 40% negatif, di mana harga emas itu akan turun, tapi 60% fundamental ini positif," ujarnya.

Dengan komposisi sentimen tersebut, ia memperkirakan bahwa dalam perdagangan Senin hingga Selasa, harga emas tidak akan jatuh di bawah USD3.300. "Kemungkinan besar tidak akan menyentuh di level USD3.300. Mendekat di level USD3.300, kemudian dia akan terbang kembali karena fundamental yang positif itu adalah 60%," imbuhnya. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: