- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
PMDN Tembus Rp444,9 Triliun di Semester I 2025, Transportasi dan Industri Jadi Penarik Utama
Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Kementerian Investasi dan Hilirisasi /Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), mencatat realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sepanjang Semester I 2025 mencapai Rp444,9 triliun, tumbuh 16,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Realisasi ini menopang sebesar 47,2% dari total investasi nasional sebesar Rp942,9 triliun di semester gasal ini.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan P. Roeslani, mengatakan sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi menjadi magnet utama investasi PMDN dengan serapan tertinggi sebesar Rp66,3 triliun.
Diikuti sektor perumahan dan kawasan industri sebesar Rp49,3 triliun, serta industri logam dasar dan barang logam non-mesin sebesar Rp45,8 triliun. Adapun sektor ketenagalistrikan dan energi turut menyerap Rp43,6 triliun dari total PMDN.
Baca Juga: Terobosan BKPM dalam Reformasi Perizinan Berusaha
Dia menyebut, capaian ini mencerminkan iklim usaha yang kondusif dan meningkatnya kepercayaan pelaku usaha lokal terhadap arah pembangunan ekonomi nasional.
“Kita lihat juga, investasi dari dalam negeri ini punya kekuatan sendiri. Karena mereka juga melihat beberapa hal yang memberikan added value yang tinggi,” ujar Rosan dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Secara geografis, PMDN tertinggi tercatat di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Banten, dan Kalimantan Timur. Sebaran ini menunjukkan bahwa pusat pertumbuhan tak hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa, melainkan juga mulai menyebar ke kawasan ekonomi baru.
Baca Juga: Semester I 2025, Realisasi Investasi RI Tembus Rp942,9 T
Kondisi ini memperkuat ketahanan ekonomi domestik dan menjadi bantalan penting menghadapi tekanan eksternal, sekaligus memberi peluang peningkatan kapasitas produksi nasional di sektor hilir.
Pemerintah menyebut tren penguatan PMDN sebagai fondasi strategis dalam menciptakan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, apalagi di tengah upaya menuju transformasi industri nasional berbasis nilai tambah dan kemandirian.
“Para investor domestik atau lokal ini mempunyai kekuatan yang besar. Dalam rangka apa? Dalam rangka mereka juga ingin meningkatkan perannya berinvestasi di Indonesia. Karena yang kita sampaikan bahwa itung-itungannya jelas, potensinya ada, tentunya kita memberikan prioritas kepada investor dalam negeri juga,” tutup Rosan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo
Advertisement