Kredit Foto: SMBC Indonesia
PT Bank SMBC Indonesia Tbk membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp1 triliun pada Semester I 2025, turun 19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,24 triliun. Penurunan ini terutama dipicu oleh melonjaknya biaya kredit sepanjang paruh pertama tahun ini.
Direktur Utama SMBC Indonesia Henoch Munandar menjelaskan, biaya kredit meningkat 52% year-on-year menjadi Rp2,6 triliun. Peningkatan itu disebabkan oleh kebutuhan pencadangan di segmen korporasi dan joint finance.
“Pencapaian Semester I-2025 memberi motivasi lebih bagi kami untuk tetap fokus pada kualitas operasional dan pengelolaan risiko yang bijak,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (30/7/2025).
Baca Juga: SMBC Percaya UMKM RI Miliki Potensi Besar untuk Penuh Kebutuhan Pasar Jepang
Meski laba menurun, pendapatan bunga bersih SMBC Indonesia naik 15% secara tahunan menjadi Rp8 triliun. Pertumbuhan ini ditopang oleh kontribusi dari penyaluran kredit, penempatan aset likuid, dan pendapatan bunga Grup OTO. Total pendapatan operasional juga meningkat 11% year-on-year menjadi Rp9,1 triliun.
Henoch menyebut margin bunga bersih (net interest margin/NIM) meningkat menjadi 7,1% pada Juni 2025, dari 6,4% pada periode yang sama tahun lalu, seiring dengan konsolidasi kinerja Grup OTO pasca-akuisisi. “Kami terus menjaga NIM di tengah persaingan bunga kredit, cost of fund, dan volatilitas pasar,” katanya.
Baca Juga: Layanan Transfer Internasional SMBC Kini Lebih Cepat dan Terjangkau
Dalam penyaluran kredit, SMBC Indonesia mencatatkan pertumbuhan sebesar 5% year-on-year menjadi Rp185,04 triliun. Pertumbuhan terutama didorong oleh segmen kredit ritel, yang melonjak 25% year-on-year, dengan kontribusi utama dari joint finance (156%), Jenius (15%), mikro (21%), dan Grup OTO (7%).
Sementara itu, kredit korporasi dan komersial naik 4%, sedangkan kredit untuk usaha kecil dan menengah (UKM) turun 2% dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi pendanaan, dana pihak ketiga menurun 8% menjadi Rp109,8 triliun, didorong oleh penurunan saldo rekening giro dan tabungan (CASA) sebesar 9% menjadi Rp43,7 triliun, serta deposito berjangka turun 7% menjadi Rp66,1 triliun.
Henoch menegaskan, SMBC Indonesia akan terus memperkuat produk, layanan, dan solusi keuangan guna mendorong pertumbuhan CASA dan mengelola biaya dana secara efisien.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement