INDEF: Lima Tahun ke Depan, 18 Persen Pekerja Indonesia Akan Pakai AI
Kredit Foto: Ist
Dalam beberapa tahun terakhir, Artificial Intelligence (AI) mengalami kemajuan pesat berkat peningkatan algoritma, kecepatan pemrosesan chip, dan ketersediaan data dalam jumlah besar.
Di kawasan Asia-Pasifik, Indonesia tercatat sebagai negara dengan tingkat optimisme tertinggi kedua terhadap AI, dimana 62 persen masyarakat merasa optimis terhadap dampak AI secara personal.
Adapun sebanyak 63 persen masyarakat menggunakan AI setidaknya seminggu sekali dalam kehidupan pribadi dan 71 persen masyarakat menggunakan AI dalam konteks pekerjaan.
Dalam lima tahun ke depan, diperkirakan lebih dari 18 persen pekerja Indonesia akan mengadopsi AI untuk meningkatkan produktivitas.
Hasil hitungan Public First, konsultan strategi dan kebijakan global, dengan masukan dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), memproyeksikan bahwa AI menciptakan nilai ekonomi sebesar Rp1.800 triliun di Indonesia melalui penghematan waktu, peningkatan efisiensi bisnis, penciptaan produk dan layanan baru, serta percepatan pertumbuhan di berbagai sektor.
Sektor manufaktur diperkirakan akan terdorong hingga Rp570 triliun, diikuti oleh sektor ritel daring dan gig economy sebesar Rp230 triliun, serta sektor pertanian sebesar Rp89 triliun.
Di sektor publik, AI berpotensi menghemat lebih dari 60 jam kerja per tahun bagi pegawai melalui otomasi administratif serta menghasilkan efisiensi dan penghematan biaya hingga Rp26 triliun dalam lima tahun mendatang di lembaga pemerintahan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement