Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pendapatan WOOD Tembus Rp1,45 T, Ekspor Jadi Penopang

Pendapatan WOOD Tembus Rp1,45 T, Ekspor Jadi Penopang Kredit Foto: IDEMU by VIVERE
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp1,45 triliun pada semester I/2025, naik tipis 0,7% secara tahunan. Pertumbuhan ini ditopang ekspor komponen bangunan yang melonjak 23,2% menjadi Rp1,26 triliun dan menyumbang lebih dari 87% total penjualan ekspor perusahaan.

Dalam keterangannya, Selasa (5/8/2025), manajemen menyebut ekspor total WOOD naik 1,3% menjadi Rp1,44 triliun. Performa ekspor tersebut didukung fasilitas Annex II yang memberikan pengecualian tarif impor dari Amerika Serikat, memperkuat posisi kompetitif WOOD di pasar utama.

Baca Juga: Laba Sari Roti (ROTI) Anjlok 50% pada Semester I/2025, Pendapatan Pun Melempem

Namun, segmen furnitur mengalami tekanan signifikan. Ekspor furnitur anjlok 55,1% akibat tarif baru AS. Untuk mengantisipasi penurunan ini, WOOD mulai menerapkan strategi penjualan langsung (direct-to-market) dan memperluas distribusi melalui e-commerce. Hingga pertengahan 2025, dua dari empat merek digital WOOD telah resmi masuk pasar AS.

Di tengah tekanan marjin, WOOD mencatatkan laba bersih sebesar Rp83,1 miliar, tumbuh 5,2% secara tahunan. Marjin bersih naik dari 5,5% menjadi 5,7%, meskipun marjin kotor turun dari 24,1% menjadi 22,4% karena kontribusi besar dari produk dengan marjin tipis. Laba operasional mencapai Rp172,8 miliar, mencerminkan efisiensi operasional dan penyesuaian strategi produksi.

Baca Juga: Pendapatan Naik, Rukun Raharja (RAJA) Optimis Capai Target 2025

Diversifikasi pasar dan produk menjadi strategi lanjutan perusahaan. Pada Juni 2025, WOOD mengekspor produk flooringke Eropa senilai USD1 juta. Perusahaan juga akan mulai mengekspor furnitur luar ruang berbahan aluminium ke AS pada awal September, serta menjajaki pasar Timur Tengah yang mencatat nilai impor furnitur USD6,8 miliar per tahun.

Manajemen menyatakan optimisme untuk semester II/2025, didorong oleh struktur tarif yang lebih menguntungkan. Produk Indonesia dikenai tarif resiprokal 19% oleh AS, lebih rendah dibandingkan Vietnam (20%) dan transshipment(40%), yang memperkuat daya saing WOOD di pasar ekspor utama.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: