- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Danantara Fasilitasi Kerja Sama Strategis PGEO dan PLN dalam Pengembangan Panas Bumi
Kredit Foto: Cita Auliana
Langkah konkret menuju energi berkelanjutan kembali diperlihatkan oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Melalui PT Danantara Asset Management (Persero), BPI Danantara memfasilitasi kerja sama strategis antara dua raksasa energi nasional, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero), dalam proyek pengembangan energi panas bumi untuk pembangkit listrik..
Kerja sama ini secara resmi dimulai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang akan menjadi dasar perumusan perjanjian resmi antar pihak. Inisiatif ini merupakan bagian penting dari upaya mendukung target Kebijakan Energi Nasional, peningkatan komitmen ENDC 2030, dan visi besar Indonesia menuju Net Zero Emission pada 2060.
Adapun realisasi kolaborasi dijalankan lewat kerja sama antara PT PLN Indonesia Power (PLN IP) dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE), yang dituangkan dalam dokumen Head of Agreements.
Sementara kesepakatan antara pihak-pihak terkait telah disetujui lewat Consortium Agreement khususnya untuk Ulubelu Bottoming Unit di Lampung dan Lahendong Bottoming Unit di Sulawesi Utara.
Baca Juga: Panas Bumi Tak Hanya untuk Listrik, Pemerintah Siapkan Regulasi Pemanfaatan Langsung
CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, menekankan pentingnya inisiatif ini. “Pengembangan energi panas bumi merupakan bagian dari agenda strategis nasional dalam memperkuat ketahanan energi dan mendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon."
Danantara Indonesia yang mengemban amanah sebagai pengelola aset strategis negara menegaskan perannya dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi melalui sinergi lintas BUMN.
"Kami berkomitmen memastikan bahwa setiap inisiatif pengelolaan aset strategis dilaksanakan dengan tata kelola yang akuntabel, profesional, dan selaras dengan standar internasional," ujar Rosan.
Baca Juga: PLTP Lumut Balai Unit 2 Beroperasi, Pertamina Geothermal (PGEO) Kian Mantap Dorong Energi Panas Bumi
Secara teknis, ruang lingkup kemitraan meliputi penyusunan skema kerja sama optimal, pemanfaatan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) milik masing-masing entitas, percepatan implementasi proyek, studi kelayakan teknis dan komersial, hingga pembentukan Tim Kerja Bersama dan Joint Committee untuk menjamin kelancaran koordinasi.
Dalam kemitraan ini, sebanyak 19 proyek eksisting dengan kapasitas sekitar 530 MW akan diakselerasi melalui sinergi operasional dan koordinasi lintas entitas. Selain itu, para pihak sepakat untuk mengkaji potensi pengembangan tambahan, baik di wilayah kerja yang telah berproduksi maupun area prospektif baru. Secara keseluruhan, potensi kapasitas dapat mencapai 1.130 MW dengan estimasi nilai investasi hingga USD5,4 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement