Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Sektor energi terbarukan, komunikasi, dan semikonduktor diprediksi menjadi prospek yang menarik untuk foreign direct investment (FDI) alias investasi asing di 2025.
Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi di Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Asmoro mengatakan ketiga sektor tersebut menjadi salah satu investasi yang cukup besar secara global. Selain itu, sektor otomotif dan turunannya juga masih menarik untuk investasi asing.
“Industri otomotif memang mengalami perlambatan. Tetapi harapannya ke depan dengan masifnya industri EV, investasi akan meningkat karena pasar di Indonesia cukup besar,” katanya.
Selain itu, beberapa sektor non-renewable energy seperti baru bara, minyak dan gas bumi juga masih cukup besar. Andry melihat investasi di sektor ini bisa mendorong target pemerintah terkait ketahanan energi, pangan, dan hilirisasi.
Mengacu pada data dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi, total investasi di sektor hilirisasi mencapai Rp280,8 triliun atau naik 54,8% secara tahunan pada semester I/2025.
Sektor ini berkontribusi sekitar 29,8% dari total investasi di paruh pertama tahun ini. Adapun rinciannya, investasi di sektor mineral mencapai Rp193,8 triliun, perkebunan dan kehutanan sebesar Rp67,4 triliun, nikel mencapai Rp94,1 triliun, tembaga (Rp40 triliun), bauksit (Rp27,7 triliun), minyak dan gas bumi (Rp17,3 triliun), perikanan dan kelautan (Rp2,3 triliun).
“Perlu didorong adalah bagaimana kita bisa meningkatkan porsi investasi, khususnya investasi asing yang membawa modal yang cukup besar itu bisa berinvestasi di sektor-sektor ini,” katanya.
Andry menuturkan kita tidak hanya harus berfokus pada bagaimana menarik investasi asing. Namun, juga bagaimana bisa meningkatkan investasi yang sudah ada agar menambah lini produksinya di dalam negeri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement