Wellness, Gastronomy, dan Marine Diharapkan Jadi Kekuatan Utama Bentuk Pariwisata Berkelanjutan
Kredit Foto: Dok. Kemenpar
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata, Ni Made Ayu Marthini, berharap wellness, gastronomy, dan marine menjadi kekuatan utama dalam membentuk pariwisata yang berkelanjutan dan berdaya saing di tingkat global.
Sehingga Kemenpar bersama mitra co-branding Wonderful Indonesia menyelenggarakan aktivasi bertajuk “Indonesia Maju, Pariwisata Naik Kelas” dalam rangka menyemarakkan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia yang mengusung tema “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju,”.
Baca Juga: Gerakkan Ekonomi Daerah, Kemenpar Hadirkan 110 Event di KEN 2025
Aktivasi ini digelar secara bersamaan pada 16–17 Agustus 2025 di dua lokasi yaitu KidZania, Jakarta, dan Canna Beach Club, Bali dalam bentuk offline yang menghadirkan pengalaman bagi pengunjung untuk menyelami ragam kekayaan Nusantara.
Ni Made Ayu Marthini mengatakan kegiatan ini merupakan refleksi semangat kemerdekaan dalam wajah baru pariwisata Indonesia.
“Kami percaya pariwisata adalah penggerak ekonomi yang inklusif. Kolaborasi ini merupakan bukti nyata bahwa industri dari berbagai sektor dapat memberikan kontribusi positif bagi program Pariwisata Naik Kelas. Selain itu, pendekatan kolaborasi bersama mitra co-branding mampu memperluas jangkauan pasar, pertukaran audiens, serta memungkinkan terbukanya peluang baru bagi mitra untuk menjalin kerja sama dengan pemerintah maupun sesama mitra,” tuturnya, dikutip dari siaran pers Kemenpar, Selasa (19/8).
Data dari Global Wellness Institute menunjukkan potensi industri wellness Indonesia pada 2025 diperkirakan mendekati 50 miliar dolar AS dari total 5,6 triliun dolar AS kebutuhan masyarakat dunia akan industri kesehatan dan kebugaran. Hal ini diperkuat dengan riset dari Lokadata yang menunjukkan lebih dari 69 persen generasi muda menempatkan sektor kesehatan sebagai prioritas utama dalam keseharian mereka lewat layanan telehealth dalam bentuk aplikasi digital.
Gastronomy pun turut mengalami pertumbuhan signifikan dengan penetrasi internet yang memungkinkan pelaku UMKM meluaskan pasarnya melalui e-commerce, media sosial, maupun layanan pesan-antar. Data Statista mencatat bahwa pada 2025, penjualan produk makanan melalui e-commerce di Indonesia diperkirakan mencapai 13,25 miliar dolar AS. Jumlah ini diprediksi terus meningkat, dengan 74,6 juta konsumen Indonesia akan mengakses produk makanan melalui platform digital pada 2029.
Sementara itu, Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki potensi bahari yang sangat besar dan menjanjikan. Oleh karena itu, pengembangan fasilitas penunjang harus didukung dan menjadi prioritas khusus. Hal ini menjadi komitmen pemerintah agar wisata bahari menjadi daya tarik utama dalam mendatangkan wisatawan mancanegara.
Lebih lanjut, Made menjelaskan melalui aktivasi HUT RI Co-branding, program Pariwisata Naik Kelas tersebut dihadirkan dengan pop-up booth tematik yang menawarkan pengalaman interaktif berbeda pada masing-masing area. Pada area wellness, pengunjung dapat mengenal berbagai produk kesehatan, serta mencicipi minuman herbal dari sejumlah mitra co-branding.
“Aktivasi ini juga menawarkan pengalaman kepada pengunjung dalam mengeksplorasi ragam kekayaan kuliner Nusantara dan merasakan secara langsung cita rasa produk olahan makanan Indonesia dari berbagai daerah di area gastronomy,” kata Made.
Sementara itu, pada area marine, pengunjung akan diajak berpartisipasi di communal painting wall sebagai wahana kreatif yang memvisualisasikan kekayaan bahari Indonesia. Wahana ini juga menjadi media bagi pengunjung untuk menyampaikan kepedulian terhadap pelestarian alam bawah laut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement