Kredit Foto: Dok. Kemenpar
“Ini adalah kekuatan naratif yang tidak dimiliki semua negara. Maka dari itu, wisata gastronomi Indonesia harus dibangun bukan hanya dengan rasa, tapi juga melalui cerita, nilai, dan identitas,” kata Wamenpar Ni Luh Puspa.
Selain itu, berbagai upaya juga dilakukan salah satunya melalui kerja sama dengan UN Tourism dan Pemerintah Kabupaten Gianyar untuk memproyeksikan Ubud sebagai prototipe destinasi gastronomi dunia. Kuliner dan rempah Nusantara juga dipromosikan ke pasar global melalui program Indonesia Spice Up The World.
Kemudian, bersama Kementerian Luar Negeri, Kemenpar menggerakkan diplomasi rasa lewat inisiatif Wonderful Indonesia Gourmet. Sebagai pelengkap, pada 2025 juga akan digelar Barista Innovation Challenge tingkat Asia Tenggara, yang menjadi panggung strategis bagi promosi kopi-kopi lokal unggulan Indonesia.
Dalam konteks diplomasi budaya, Indonesia dan Prancis juga telah menandatangani Cultural Declaration sebagai tonggak penting penguatan kerja sama di bidang budaya dan gastronomi. Kedua negara menyambut baik penyelenggaraan Pekan Gastronomi Prancis di Indonesia sejak 2023, dan kini sedang mengembangkan rencana untuk menghadirkan Pekan Gastronomi Indonesia di Prancis.
“Ini bukan hanya promosi rasa, tetapi bentuk nyata dari diplomasi lintas budaya yang saling memperkaya," kata Wamenpar.
"Mari kita bangun bersama destinasi gastronomi yang memiliki daya tarik autentik, berbasis keberlanjutan, dan tentu saja berdaya saing global. Mari kita posisikan Indonesia sebagai kekuatan kuliner dunia. Bukan hanya dengan rasa tapi dengan cerita, nilai, dan juga semangat kolaborasi,” ujar Ni Luh Puspa.
Kuliah umum ini diikuti sebanyak 8.765 mahasiswa/i Poltekpar di bawah naungan Kemenpar yang tersebar di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement