Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dolar Amerika Serikat (AS) Naik Jelang Pidato Powell di Jackson Hole

Dolar Amerika Serikat (AS) Naik Jelang Pidato Powell di Jackson Hole Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat pada perdagangan di Kamis (21/8). Pasar tengah menantikan arah kebijakan suku bunga dari Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di Simposium Jackson Hole.

Dilansir dari Reuters, Jumat (22/8), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya termasuk yen dan euro, naik 0,38% ke 98,60. Kenaikan terjadi setelah investor meningkatkan taruhan pemangkasan suku bunga pada pertemuan Fed 16-17 September.

Baca Juga: Gubernur The Fed: Kita Tak Perlu Takut Aset Kripto

Namun data ekonomi terus menjadi sorotan. Meski laporan ketenagakerjaan terbaru lebih lemah dari perkiraan, risiko inflasi akibat tarif baru membuat sejumlah pembuat kebijakan berhati-hati.

Analis Forex Scotiabank Toronto, Eric Theoret mengatakan bahwa ketua bank sentral saat ini memiliki ruang untuk menekankan pelemahan pasar tenaga kerja.

“Baik itu dari revisi payrolls maupun klaim pengangguran yang meningkat, ada narasi yang bisa ia soroti,” katanya.

Data terbaru menunjukkan klaim tunjangan pengangguran baru melonjak paling tinggi dalam tiga bulan terakhir, sementara survei lain mencatat aktivitas bisnis meningkat, dipimpin oleh pemulihan sektor manufaktur dengan pesanan terkuat lebih dari setahun lamanya.

Namun Powell diperkirakan tidak akan secara eksplisit memberi sinyal pemangkasan suku bunga karena data bulan lalu belum sepenuhnya dirilis.

Adapun Fed funds futures menunjukkan bahwa peluang pemangkasan bulan depan kini dipatok pada 74%, dengan total 49 basis poin pemangkasan diperkirakan hingga akhir tahun.

Presiden Atlanta Fed Raphael Bostic masih memperkirakan satu kali pemangkasan suku bunga tahun ini, meski mengakui ketidakpastian ekonomi masih besar.

Sementara Presiden Fed Kansas City Jeffrey Schmid menilai tidak ada urgensi untuk memangkas suku bunga dengan inflasi masih di atas target 2% dan pasar tenaga kerja solid.

Baca Juga: Lagi-lagi, Trump Desak Gubernur The Fed Mundur

Adapun Presiden Fed Cleveland Beth Hammack juga menegaskan inflasi yang persisten membuat saat ini belum tepat untuk menurunkan suku bunga.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: