Kredit Foto: Astra Internasional
PT Astra International Tbk (ASII) menyiapkan dua strategi utama untuk menjaga daya saing bisnis truk dan alat berat di tengah derasnya masuk produk asal China yang menawarkan harga kompetitif sekaligus tren elektrifikasi yang kian berkembang.
Direktur Astra, Frans Kesuma, mengatakan tantangan terbesar saat ini datang dari dua sisi, yakni penetrasi produk murah dari China dan mulai masuknya kendaraan berbasis baterai, terutama di segmen truk.
“Kami melihat dua fokus utama, pertama produk dengan harga kompetitif, dan kedua isu elektrifikasi,” ujar Frans dalam paparan publik yang digelar beberapa waktu lalu, dikutip Selasa (2/9/2025).
Baca Juga: Suksesnya Edwin Soeryadjaya, dari Warisan Astra hingga Membangun Saratoga
Untuk mengantisipasi persaingan harga, Astra sejak lima tahun lalu telah meminta prinsipal menerapkan dual product policy. Sebelumnya, setiap ukuran alat berat hanya memiliki satu varian. Kini, tersedia produk dengan spesifikasi tinggi untuk sektor pertambangan (mining) dan produk dengan spesifikasi lebih rendah serta harga lebih ekonomis untuk sektor non-pertambangan.
“Kehadiran produk ini mendukung peningkatan market share di sektor non-mining,” kata Frans.
Selain itu, perseroan melakukan strategi cost down dan memberikan program perawatan gratis hingga 12.000–15.000 kilometer guna meningkatkan daya saing terhadap produk asal China yang relatif lebih murah.
Baca Juga: Laba Bersih Astra Turun 4% di Semester I-2025, Meski Pendapatan Tumbuh 2%
Sementara itu, terkait elektrifikasi, Frans menjelaskan bahwa saat ini produsen China mulai agresif memasarkan truk berbasis baterai dengan kapasitas 20–30 ton, bahkan sudah ada 1–2 produk uji coba untuk truk 100 ton yang menyasar sektor pertambangan. Astra mengantisipasi hal ini dengan menyiapkan produk hibrida dan opsi penuh berbasis baterai.
“Kami berdiskusi dengan prinsipal terkait strategi elektrifikasi, termasuk melalui ekskavator hibrida HB365 dan kemungkinan penggunaan baterai penuh di masa depan,” jelas Frans.
Menurutnya, perkembangan teknologi baterai seperti peningkatan battery density dan hadirnya teknologi mega charging akan mendukung performa alat berat bertenaga listrik di masa depan. “Kami terus berdiskusi dan memberikan pembaruan terkait perkembangan di lapangan,” tutup Frans.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement