Menteri LH Soroti Investasi Lingkungan Vale di Sorowako

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq menilai PT Vale Indonesia Tbk, anggota BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID, sebagai contoh investasi lingkungan yang progresif di sektor pertambangan.

“Saya lihat begitu dalamnya investasi lingkungan yang dilakukan. Vale mendesain kapasitas lingkungannya tanpa memperdulikan berapa produksi yang dihasilkan per tahun,” ujar Hanif dalam kegiatan MINDialouge, Kamis (28/8/2025).

Hanif menekankan, komitmen Vale menempatkan pelestarian lingkungan sebagai budaya perusahaan dengan mengalokasikan investasi khusus tanpa bergantung pada tingkat produksi.

Menurutnya, pendekatan ini mencegah biaya perbaikan lingkungan membengkak karena sudah dilakukan sejak awal.

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Buka Suara Soal Insiden Kebocoran Pipa Minyak di Luwu Timur

“Sekali lagi, ini bukan sekadar pujian, tetapi saya melihat langsung dokumennya dan kebetulan menyaksikan sendiri kegiatan rehabilitasi di Sorowako,” katanya.

Kementerian Lingkungan Hidup berharap langkah Vale maupun anggota MIND ID lainnya tidak hanya demi penghargaan seperti Proper Emas, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab menjalankan amanat konstitusi dan menjaga lingkungan.

Hanif juga menyampaikan harapan agar MIND ID dapat menjadi barometer pengelolaan tambang di Indonesia.

“Harapan saya sebesar-besarnya agar MIND ID mampu menjadi contoh dan barometer pengelolaan tambang di Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: Laba Anjlok 32%, Saham Vale (INCO) Tertekan di Tengah Pelemahan Harga Nikel

Hingga 2024, Vale Indonesia mencatat telah mereklamasi 3.800 hektare lahan di Sulawesi, menanam lebih dari 5 juta pohon, serta menyemai 2,2 juta bibit pohon lokal.

Perusahaan juga mengoperasikan tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan total kapasitas 365 MW (Larona, Balambano, dan Karebbe) untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Selain itu, pengelolaan limbah dilakukan dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Pada 2024, seluruh limbah non-B3 berupa slag nikel berhasil dimanfaatkan kembali 100 persen.