Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Dari sisi lifestyle, perilaku konsumtif masyarakat justru mulai terkendali sebab:
- Mereka yang mengaku sering menghabiskan uang demi mengikuti gaya hidup teman turun dari 80% ke 76%. Artinya, meskipun angkanya masih tinggi, mereka sudah mulai sadar bahwa kesenangan bisa dicapai tanpa harus mengorbankan stabilitas finansial.
- Namun, mindset materialistik juga menguat di mana 40% responden menggambarkan “kesejahteraan” sebagai memiliki rumah mewah (naik dari 33%), dan 26% mengasosiasikannya dengan mobil mewah (naik dari 22%).
Inggit Primadevi, Director Strategic Analytics & Insights NielsenIQ (NIQ) Indonesia mengatakan “Di sisi demografi, kelompok berpenghasilan di atas Rp40 juta justru mencatat peningkatan skor ke 59,95, naik dari 58,72 tahun lalu, memperlihatkan resiliensi mereka. Namun, kelompok middle income (Rp8-15 juta) mengalami penurunan ke 44,15, dan kelompok Rp5-8 juta turun ke 36,76. Tekanan juga paling terasa di usia 25–29 tahun baik yang belum ataupun sudah menikah, dengan skor 39,00, turun dari 40,27.”
Inggit juga melihat adanya sisi positif dari fenomena saat ini. “Kami melihat adanya kehati-hatian lebih dalam perencanaan keuangan jangka panjang, karena peningkatan kepemilikan investasi jangka panjang berasal dari mereka yang sudah punya kebiasaan menabung secara rutin dan sudah memiliki dana darurat. Artinya, sebagian anak muda Indonesia yang sudah memiliki kebiasaan finansial dasar yang baik, terus mencari cara untuk lebih sehat finansial menyongsong masa depan. Kami senang karena OCBC sebagai salah satu institusi keuangan bisa menyediakan akses, edukasi, dan produk yang relevan dengan kebutuhan mereka.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement