Kredit Foto: Antara/Yusuf Nugroho
PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) berencana melepas kembali saham hasil pembelian kembali (buyback) yang masih tersimpan dalam portofolionya. Perseroan menyampaikan bakal mengalihkan maksimal 24.100.400 saham treasuri melalui mekanisme di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Langkah ini diumumkan manajemen dalam keterbukaan informasi BEI, Kamis (25/9/2025).
"Perseroan bermaksud untuk menjual atau mengalihkan saham treasuri dengan jumlah sebanyak-banyaknya 24.100.400 saham," tulis manajemen WIIM.
Saham tersebut merupakan sisa dari program buyback yang dijalankan pada 1 Agustus–31 Oktober 2022 dengan total pembelian 27,9 juta saham. Dari jumlah itu, sebanyak 3,79 juta saham telah dialihkan pada 30 Oktober hingga 6 Desember 2023.
Pengalihan saham akan dilakukan di pasar reguler sesuai ketentuan Pasal 23 ayat (1) POJK No. 29/2023, sehingga tidak memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Adapun harga penjualan ditetapkan dengan batasan tidak lebih rendah dari harga penutupan perdagangan sehari sebelumnya, atau rata-rata harga penutupan 90 hari terakhir, dengan diskon maksimal 7,5 persen.
Di tengah rencana tersebut, saham WIIM tercatat memerah ke level Rp1.310 jelang penutupan perdagangan sesi I pada Jumat (26/9/2025) setelah sehari sebelumnya berada di level Rp1.335. Secara mingguan, harga saham melonjak 43,55 persen dan dalam sebulan sudah naik 60,84 persen.
Dari sisi kinerja, WIIM melaporkan laba bersih Rp148,28 miliar pada semester I-2025, naik tipis 0,7 persen year-on-year (yoy) dibandingkan Rp147,24 miliar pada periode sama 2024. Laba per saham dasar meningkat menjadi Rp71,43 dari Rp70,93 per lembar.
Pertumbuhan laba ditopang kenaikan pendapatan 29,6 persen yoy menjadi Rp2,88 triliun, dari Rp2,22 triliun pada semester I-2024. Kontributor utama berasal dari penjualan sigaret kretek mesin domestik sebesar Rp1,73 triliun, disusul segmen filter Rp697,1 miliar, sigaret kretek tangan Rp426,9 miliar, serta cerutu Rp1,39 miliar.
Namun, penjualan ekspor turun drastis dari Rp50,5 miliar pada paruh pertama 2024 menjadi Rp16,7 miliar per Juni 2025. Sementara beban pokok penjualan naik 31,9 persen yoy menjadi Rp2,27 triliun, didorong lonjakan pita cukai senilai Rp1,29 triliun.
Dengan kondisi tersebut, laba bruto WIIM mencapai Rp612,97 miliar atau naik 21,7 persen dibandingkan Rp503,63 miliar setahun sebelumnya. Laba usaha juga bertumbuh 11 persen yoy menjadi Rp199,60 miliar. Hingga akhir Juni 2025, total aset perusahaan naik 3,8 persen year-to-date (ytd) menjadi Rp3,14 triliun, sementara ekuitas sedikit meningkat ke Rp1,93 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement