Tudingan PHK Massal Tekstil ke Kemenperin Tidak Tepat, APINDO Sebut Masalah Lebih Kompleks
Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) dan Wakil Ketua Lembaga Kerja Sama (LKS) Tripartit Nasional Unsur Pengusaha, Anne Patricia Sutanto, menanggapi tudingan terhadap Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang disebut sebagai penyebab terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal di sektor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT).
Anne menilai tudingan itu tidak tepat. Ia menegaskan bahwa persoalan PHK massal di industri TPT sangat kompleks dan tidak bisa hanya dikaitkan dengan satu kementerian ataupun semata-mata kesalahan pemerintah.
“Semua pihak yang menuduh Kemenperin sebaiknya memberikan data dan analogi yang benar. Masalah PHK massal di industri tekstil bukan hanya urusan satu kementerian atau satu pihak. Diperlukan pemikiran jernih dan strategi solusi berbasis data. Pengusaha Indonesia bersama dengan stakeholders nasional yang lain baik Pemerintah, dan Pekerja sebaiknya fokus berdialog secara intense, berorientasi solusi, dan mengawal implementasi di lapangan secara bersama-sama dalam membangun daya saing TPT lokal dan global,” ujar Anne.
Baca Juga: Rakerkonas APINDO 2025: Dunia Usaha Bersatu Hadapi Krisis, Siap Sambut Indonesia Emas 2045
Anne mengingatkan bahwa pernyataan yang menyudutkan atau memecah belah justru menjauhkan semua pihak dari solusi yang konkret dan efektif. Menurutnya, momentum perjanjian dagang yang baru disepakati antara Pemerintah Indonesia dengan Kanada dan Uni Eropa (EU) seharusnya dimanfaatkan semua stakeholders untuk menyatukan persepsi dan bersama membenahi dan memperkuat daya saing TPT dari hulu sampai hilir di pasar domestik maupun internasional.
“Iklim usaha di industri TPT nasional perlu dibenahi bersama-sama, bukan dengan saling menyalahkan, trust level dari para stakeholders perlu dipupuk demi penguatan industri padat karya dari sektor TPT,” tegasnya.
Anne menegaskan APINDO tetap berkomitmen dalam menciptakan lapangan kerja (job creation) sekaligus meningkatkan daya saing nasional. Ia mendorong agar pelaku usaha hulu hingga hilir bersatu membangun industri TPT nasional dengan berbasis ekonomi Pancasila.
Baca Juga: APINDO Expo 2025: Saatnya UMKM Indonesia Naik Kelas dan Kuasai Pasar Global
Selain itu, ia juga mengingatkan agar industri hulu berinvestasi pada modernisasi mesin dan peningkatan Research and Development (RnD). “Kalau kita lihat, banyak mesin di industri hulu masih tua. Kita seharusnya fokus melakukan investasi pada mesin-mesin terbaru agar lebih kompetitif. Dan meningkatkan Product Development agar dapat meningkatkan nilai tambah,” jelasnya.
"Perusahaan TPT juga perlu lebih tertib administrasi agar proses bisnis dapat dijalankan dengan baik dan prudent. Dirinya meyakini apabila semua pihak (3P: Pemerintah, Pengusaha, Pekerja/Publik) sincere dan genuine dan solution driven, trust level bisa terbentuk dan menguat, dan ini basis peningkatan TPT nasional berdaya saing lokal dan global," tambah Anne.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement