Catat! 3 Hal Ini Bikin Indonesia Jadi Pusat Kripto Asia Tenggara
Kredit Foto: Unsplash/Kanchanara
Indonesia semakin menegaskan posisinya sebagai pusat aset kripto di Asia Tenggara setelah memaparkan kerangka regulasi terstruktur pada konferensi TOKEN2049 di Singapura, Kamis (2/10/2025).
CEO PT Central Finansial X (CFX), Jeth Soetoyo, menyampaikan bahwa pendekatan regulasi yang seimbang antara inovasi dan kepastian hukum menjadi kunci pertumbuhan pasar domestik yang kini menarik perhatian global.
Menurut Jeth, keunggulan Indonesia terletak pada struktur pasar Tiga Pilar yang unik, yakni Bursa CFX, Kliring Komoditi Indonesia (KKI) sebagai lembaga kliring, dan Kustodian Koin Indonesia (ICC) sebagai kustodian, yang semuanya berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Baca Juga: CFX Soroti Peluang Besar Indonesia Jadi Pusat Kripto di Asia Tenggara
Menurutnya, struktur tersebut memastikan pemisahan tugas yang jelas untuk mencegah penipuan dan menjaga transparansi serta tata kelola yang baik. Ini sebabnya, menurut Jeth, regulasi Indonesia dirancang untuk menjadi gerbang masuk, bukan penghalang.
Efektivitas sistem tersebut tercermin dari data pasar. Pada kuartal II 2025, pasar spot Indonesia tumbuh 5,3% dan pasar berjangka (perpetual) melonjak 157,7%. Sebaliknya, pasar global yang tidak teregulasi justru mencatat penurunan, masing-masing 27,7% pada pasar spot dan 2,52% pada pasar berjangka.
Kepercayaan terhadap pasar domestik juga terlihat dari lonjakan jumlah investor kripto. Data OJK menunjukkan, jumlah konsumen aset kripto mencapai 16,5 juta per Juli 2025, naik 27,1% dibanding Januari 2025. Indonesia juga naik signifikan dalam Indeks Adopsi Kripto Global, dari posisi ke-20 pada 2022 menjadi peringkat ke-7 pada 2025.
Baca Juga: Aspakrindo-ABI Usulkan Kripto Jadi Instrumen Keuangan di Tengah Revisi UU P2SK
Jeth menyebut laju adopsi kripto di Indonesia mencerminkan awal ledakan teknologi serupa dengan pengalaman Amerika Serikat satu dekade lalu. Bank Dunia mencatat jumlah pengguna internet di Indonesia naik 5,6 kali lipat dalam 12 tahun terakhir, sementara pelanggan seluler tumbuh dua kali lebih cepat dibanding AS. Kondisi ini memperlihatkan konektivitas digital yang kuat untuk mempercepat adopsi kripto.
Laporan Chainalysis 2024 menegaskan dinamika tersebut dengan menyebut Indonesia sebagai salah satu pasar kripto paling cepat berkembang di kawasan. Ke depan, pasar domestik diproyeksikan siap menyambut gelombang inovasi berikutnya, termasuk stablecoin, tokenisasi Real World Asset (RWA), hingga pembiayaan berbasis aset kripto.
“Arus modal global akan mengalir ke tempat yang memiliki kejelasan dan kepercayaan. Regulasi yang jelas dan kerangka inovatif Indonesia telah menciptakan fondasi untuk membangun ekosistem aset digital kelas dunia,” kata Jeth dikutip dari keterangan resmi, Jumat (3/10/2025).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement