Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masih Tahap FS, Batu Bara jadi LPG Belum Berprogres Signifikan

Masih Tahap FS, Batu Bara jadi LPG Belum Berprogres Signifikan Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa progres hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai pengganti LPG masih di tahap Feasibility Study (FS).

Padahal, proyek ini dianggap krusial mengingat kebutuhan LPG nasional terus meningkat sementara produksi dalam negeri sangat terbatas.

“DME sekarang kita sudah serahkan kepada (Danantara), kan pra-FS-nya kan sudah, FS-nya sekarang lagi dilakukan oleh Danantara sampai selesai,” ujar Bahlil di Minerba Convex di JICC, Senayan Jakarta, Rabu (15/10/2025).

Baca Juga: Kementerian Investasi: Belum Ada Investor Asing Minat Garap DME

Bahlil menjelaskan, konsumsi LPG nasional mencapai 8,6 juta ton per tahun, sedangkan kapasitas produksi domestik hanya 1,3 juta ton. Alhasil, Indonesia harus menutup defisit pasokan dengan impor sekitar 6,5 hingga 7 juta ton per tahun.

“Sementara gas kita itu untuk bahan baku LPG itu tidak banyak. Maka kita akan kelola untuk mendorong hilirisasi lewat DME. Batubara low calorie,"jelasnya.

Lewat langkah ini, batu bara yang selama ini mayoritas digunakan untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

"Ke depan batubara ini tidak hanya dipakai untuk bahan bakar daripada smelter, atau power plant, tapi juga menjadi substitusi untuk membangun DME,” tandasnya.

Sebagaimana diketahui, proyek DME sebelumnya pernah dijalankan oleh PT Bukit Asam Tbk, Air Products (Amerika Serikat), dan PT Pertamina (Persero) sebagai penyerap. Namun, proyek tersebut kandas di tengah jalan akibat faktor keekonomian yang belum menguntungkan.

Baca Juga: Tekan Impor LPG, Proyek DME Jadi Prioritas dalam 18 Proyek Hilirisasi

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Nurul Ichwan, menambahkan bahwa hingga kini belum ada investasi global yang masuk untuk mengolah hilirisasi batu bara menjadi DME di Indonesia.

“Ya, untuk DME ini kami belum mendengar yang very clear perusahaan mana lagi yang akan masuk ke Indonesia,” ucapnya dalam gelaran The 3rd IICS Forum di Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: